Pendakian Gunung Prau Dibuka Kembali dengan Menerapkan Persyaratan Ketat

Setelah sebelumnya hanya dapat dinikmati melalui tur virtual, Gunung Prau di Jawa Tengah dibuka kembali bagi semua wisatawan. Sejak 3 Juli, Gunung Prau sudah melaksanakan uji coba pembukaan kembali yang dilakukan dengan persyaratan ketat. Dalam masa uji coba ini, hanya pengunjung asal Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yang boleh mengunjungi Gunung Prau. Kini, wisata gunung yang berlokasi di Dataran Tinggi Dieng ini terbuka bagi semua wisatawan domestik.

Walau sudah memberlakukan pelonggaran akses masuk, setiap pejalan mesti mematuhi aturan dan protokol keselamatan yang sudah ditetapkan. Di masa uji coba tahap dua yang berlangsung sejak 1 Agustus, pengelola wisata Gunung Prau merilis syarat masuk yang harus dipenuhi pendaki, antara lain:

  • Pengunjung wajib menunjukkan surat keterangan sehat yang menyatakan layak untuk mendaki dan bebas dari gejala influenza.
  • Selama berada di area wisata, pengunjung wajib membawa masker dan sarung tangan cadangan.
  • Pengunjung wajib membawa hand sanitizer sepanjang berwisata.
  • Menerapkan protokol keselamatan, seperti menjaga jarak aman, mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, atau menggunakan hand sanitizer.
  • Setiap pejalan wajib membawa peralatan mendaki sendiri, seperti kantong tidur, kasur, peralatan memasak beserta bahan pangan, tenda, jaket, pakaian bersih, dan kotak P3K.
  • Tenda hanya boleh diisi 50 persen dari kapasitas untuk menjaga jarak aman.
  • Objek wisata Gunung Prau hanya menerima 250 pengunjung tiap harinya.

Sebagai puncak tertinggi di Dataran Tinggi Dieng, Gunung Prau cantik saat matahari terbit. Para pendaki berburu mencapai puncak atau menginap sehari sebelumnya untuk menyaksikan secara langsung golden sunrise di antara celah Gunung Sindoro, Sumbing, dan Merapi yang menjadi pemandangan ikonik. Bila cuaca sedang cerah, ada lima gunung yang dapat dilihat langsung dari Prau, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu.

Teks: Priscilla Picauly

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here