Mengenal Keragaman Budaya Ono Niha di Museum Pusaka Nias

Nias, pulau mungil di barat Sumatera, sudah lama terkenal sebagai destinasi selancar kelas dunia. Banyak peselancar mancanegara yang datang kemari untuk menaklukkan ombak di perairannya.

Namun Nias tak hanya sekadar salah satu lokasi selancar terbaik di dunia. Pulau ini juga dihuni oleh suku dengan kebudayaan yang masih terjaga. Karena itu, kunjungan kemari tak hanya bisa diisi dengan wisata bahari di pantai-pantai terbaiknya, namun juga wisata budaya.

Foto: Dok. Google Maps/Astri Simarmata

Selain mampir ke desa adat Bawomataluo untuk melihat tradisi lompat batu (fahombo), jangan lewatkan pula kunjungan ke Museum Pusaka Nias. Museum satu-satunya di Nias ini memamerkan beragam koleksi benda yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Ono Niha, sebutan untuk orang Nias.

Awal pendiriannya dimulai ketika Pastor Johannes Hämmerle mengoleksi benda-benda seni dan budaya masyarakat Nias sejak 1972. Koleksinya yang bertambah banyak membuat dirinya mengusulkan kepada Dewan Ordo Kapusin Provinsi Sibolga untuk mendirikan sebuah museum.

Foto: Dok. Google Maps/Enrico Nirwan Histanto

Setelah menemui banyak kendala terkait proses pendirian museum, Museum Pusaka Nias akhirnya resmi beroperasi sejak 1995 sebagai satu-satunya tempat pengumpulan koleksi sejarah dan budaya Nias. Karena hal ini jugalah museum tersebut menjadi referensi bagi siapa saja yang tertarik mempelajari keunikan budaya pulau ini.

Koleksi Museum

Menempati lima paviliun, masing-masing bangunan memiliki koleksi yang menarik. Di paviliun pertama, misalnya, kamu bisa melihat berbagai artefak yang menggambarkan keagungan suku Nias di masa lalu.

Koleksi perhiasan dan barang berharga lainnya, seperti peralatan jamuan dari keramik, tersimpan rapi di paviliun selanjutnya. Tak hanya itu, ada pula berbagai ukiran dan monumen yang melambangkan simbol status yang tinggi, selain beraneka benda untuk prosesi adat.

Di paviliun ketiga, kamu bisa membayangkan keseharian orang Nias lewat berbagai benda yang terpajang di dalamnya. Sebut saja peralatan pertanian, pertukangan, perburuan, hingga peralatan rumah tangga.

Foto: Dok. Google Maps/Aris Darmawan Lase

Batu-batu yang menjadi saksi peristiwa penting kehidupan orang Nias ditempatkan di paviliun empat. Sementara paviliun terakhir menjadi tempat digelarnya pameran temporer, ceramah, diskusi seputar pusaka, dan lainnya.

Setiap benda yang terpajang di museum ini sudah dilengkapi informasi nama maupun kegunaannya masing-masing. Kalau ingin lebih banyak mencari tahu tentang budaya Nias, kamu bisa berkeliling museum ditemani pemandu.

Foto: Dok. Google Maps/Firmanto Ang

Museum Pusaka Nias terletak di Jalan Yos Sudarso No. 134A, Gunungsitoli, Nias. Jam operasional adalah Senin-Jumat pukul 08:00-17:00, Sabtu pukul 08:00-16:00, dan Minggu pukul 12:30-17:30. Tiket masuk Rp5 ribu untuk dewasa dan Rp2 ribu untuk anak-anak.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here