Cara Bikin Api Unggun yang Aman dengan Prinsip ‘Leave No Trace’

Sebagian besar orang memiliki kenangan berkemah yang berkesan saat berkerumun di sekitar api unggun. Ada yang asyik duduk bercengkerama, sementara yang lain memanggang marshmallow, memasak makan malam, atau hanya diam memandangi langit bertaburkan bintang.

Rasanya tak lengkap memang berkemah tanpa menyalakan api unggun. Kegiatan ini bagai akhir yang menyenangkan setelah seharian beraktivitas.

Namun, membuat api unggun ini memang tak boleh sembarangan, terlebih bila dilakukan di dalam hutan. Banyak pendaki gunung yang sudah mulai meninggalkan penggunaan api unggun di hutan karena risiko kebakaran hutan.

Api unggun seharusnya hanya dibuat untuk keadaan darurat, misalnya bila ada yang terserang hipotermia. Bila hanya untuk menghangatkan tubuh atau memasak, maksimalkan peralatan pendakian yang ada.

Kalaupun harus membuat api unggun, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Pastikan api unggun diperbolehkan

Cek apakah ada larangan tertentu untuk membuat api unggun. Beberapa tempat tidak mengizinkan para campers membuat api unggun karena dikhawatirkan dapat menyebabkan kebakaran. Kalau tak yakin, tanyakan langsung ke pihak pengelola.

Bila ternyata tempat tersebut tidak mengizinkan pengunjungnya membuat api unggun, patuhi larangan tersebut. Kamu bisa menggunakan lentera listrik sebagai pengganti api unggun untuk berkumpul bersama di malam hari. Kalau ingin memasak menggunakan api, bawalah kompor portabel.

2. Gunakan lingkaran api yang sudah ada

Biasanya di tempat camping sudah tersedia lingkaran api untuk membuat api unggun. Selalu cari lingkaran api tersebut, dan hindari membuat lingkaran api yang baru. Hal ini untuk mengurangi dampak lingkungan terhadap area tersebut.

Opsi lainnya, kamu bisa menggunakan fire pan atau tatakan seperti panci untuk membuat api unggun. Fire pan ini harus memiliki sisi setidaknya tiga inci dan ditinggikan di atas bebatuan agar panasnya tidak menghanguskan tanah.

Jaga agar api tetap kecil dan hanya menyala selama menggunakannya. Jangan pernah meninggalkan api unggun tanpa pengawasan. Selain itu, pastikan api unggun berjarak setidaknya 4-5 meter dari tenda, semak, pohon, semak, dan benda mudah terbakar lainnya.

3. Memilih kayu bakar

Jangan membawa kayu bakar sendiri dari tempat yang jauh karena dapat berisiko memperkenalkan spesies invasif ke daerah tersebut dan merusak habitat. Biasanya di tempat camping sudah disediakan kayu bakar yang bisa dibeli untuk membuat api unggun.

Bila harus mencari kayu bakar sendiri, kumpulkan dari kayu yang sudah mati dan tumbang di tanah. Jangan mematahkan atau menebang dahan yang masih hidup atau pohon yang masih berdiri. Hindari pula potongan kayu yang besar karena bisa terbakar dalam waktu lama.

4. Membuat api unggun

Ada beberapa cara menumpuk kayu untuk membuat api unggun, entah itu berupa kerucut, bintang, log cabin, dan masih banyak lagi. Model kerucut biasanya yang paling sering dipakai karena paling mudah.

Untuk menyulut api, gunakan sumbu yang baik, seperti ranting, daun, kulit kayu, dan rumput kering. Jangan lupa membawa korek api tahan air dan fire starter untuk menyalakan sumbu.

5. Jangan membakar sampah dan sisa makanan

Alasan pertama adalah hal ini bisa berdampak negatif pada orang-orang di sekitar. Apa pun yang kita bakar, itulah yang kita hirup. Seringkali sampah seperti wadah plastik dapat melepaskan karsinogen berbahaya (bahan kimia penyebab kanker) dan racun lainnya ke udara.

Membakar sisa makanan juga dapat menarik perhatian satwa liar yang tinggal di hutan. Hal ini tak hanya membahayakan sesama campers, namun juga hewan-hewan tersebut bila lingkaran api atau abunya terkontaminasi dengan plastik atau residu beracun lainnya.

Selain itu, meninggalkan sampah dan sisa makanan di lingkaran api merupakan hal yang tidak sopan dan mendorong perilaku serupa dari calon pengunjung lainnya yang mungkin tidak tahu kalau hal tersebut tidak baik.

Ikuti prinsip dasar Leave No Trace dengan membawa kembali sampah dan sisa makanan setelah berkemah. Ingat, alam bebas bukanlah tempat pembuangan sampah, melainkan tempat yang mesti dihormati dan dinikmati bersama makhluk hidup lainnya.

6. Padamkan api setelah dipakai

Api unggun wajib dipadamkan sepenuhnya sebelum tidur. Bahkan satu bara api saja dapat menyebabkan kebakaran hutan yang besar, terutama di hari yang berangin.

Bila memungkinkan, biarkan kayu terbakar seluruhnya menjadi abu. Kemudian tuangkan banyak air ke api untuk meredam semua bara api, bukan hanya yang merah. Terus tuangkan air sampai suara mendesis berhenti.

Setelah itu, gunakan sekop atau tongkat untuk mengaduk abu. Arahkan tangan dengan hati-hati di atas abu tersebut untuk menguji panasnya. Bila masih panas, tuangkan kembali air sampai abu dingin saat disentuh.

Jangan menggunakan tanah atau pasir untuk memadamkan api karena justru dapat mengisolasi bara api, yang bila terbongkar bisa memicu kebakaran hutan.

Buang sisa abu ke tempat yang jauh dari lokasi camping dan jauh dari sungai. Sisa kayu yang tak digunakan bisa ditebarkan di beberapa tempat agar lokasi camping terlihat lebih alami.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here