Uniknya Arsitektur Masjid Raya Baiturrahman, Landmark Kebanggaan Banda Aceh

Saat mencari informasi mengenai tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi di Banda Aceh, Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satunya yang kerap disebutkan. Tak heran, masjid satu ini bisa dibilang ikon kota yang berada di provinsi paling utara Sumatera.

Banyak wisatawan berkunjung kemari untuk setidaknya mengambil foto di halamannya yang mirip Masjidil Haram, masjid di Mekkah, Arab Saudi. Sementara mereka yang beragam Islam menyempatkan diri untuk salat di masjid tersebut.

Bahkan kalau tak memasukkan Masjid Raya Baiturrahman ke dalam daftar kunjungan, kamu pasti melewatinya saat bepergian ke sejumlah destinasi yang ada di Banda Aceh. Pasalnya, masjid ini terletak di pusat kota, sekitar 400 meter dari Jembatan Pante Pirak, atau 800 meter dari Lapangan Blang Padang.

Karena itu, mumpung sudah jauh-jauh ke Banda Aceh, jangan lewatkan kunjungan ke masjid yang berada di Kecamatan Baiturrahman ini. Walau sempat dibangun ulang dan direnovasi, bangunan yang tetap berdiri megah ketika bencana tsunami melanda ini merupakan landmark kebanggaan Banda Aceh.

Awalnya, masjid dengan halaman yang berhiaskan kolam, rerumputan, dan pepohonan ini dibangun pada abad 13 – atau abad 17 menurut versi cerita yang lain – dengan bentuk persegi. Material bangunannya berupa kayu, sementara atapnya dari rumbia.

Namun, masjid tersebut kemudian dibakar dan dibangun kembali oleh Belanda pada abad 19. Bangunannya bergaya arsitektur khas Mughal dengan awalnya hanya memiliki satu kubah. Setelah diperluas, kubah tersebut ditambahkan hingga totalnya menjadi tujuh.

Masjid tersebut kemudian sempat beberapa kali direnovasi, sehingga bangunan yang berdiri sekarang memang berbeda tampilannya dengan saat awal dibangun. Menara-menara yang menjulang juga merupakan salah satu fitur yang ditambahkan setelah pemugaran.

Selain façade-nya yang tampak menonjol dengan tujuh kubah dan delapan menara, interiornya pun dikerjakan sangat detail. Dinding bagian dalamnya didominasi relief arabesque, sementara pada empat sisi atap di bawah kubah tertulis ayat Al-Qur’an berwarna kuning keemasan dengan latar hijau.

Mengagumi keindahan masjid ini dapat menjadi salah satu aktivitas menarik yang bisa kamu lakukan saat berwisata di Banda Aceh. Namun, karena merupakan tempat ibadah, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan terkait pakaian.

Bagi wanita yang ingin masuk ke sini tidak cukup hanya memakai kerudung, tapi juga harus mengenakan rok atau celana panjang longgar agar penjaga masjid tidak memiliki alasan untuk menolak memasuki masjid yang indah ini. Mereka yang memakai pakaian ketat dan celana jeans tidak akan diperbolehkan masuk. Sedangkan untuk para pria harus mengenakan atasan yang menutupi lengan dan celana panjang.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here