Selain Camp Leakey, Bisa ke Mana Saja di Tanjung Puting?

Sebagai pusat konservasi orangutan pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar di dunia, tujuan utama pelancong ke Tanjung Puting memang untuk menjumpai primata endemik Indonesia tersebut. Namun, bila tak puas jauh-jauh ke Tanjung Puting hanya untuk menjelajah pusat rehabilitasi orangutan di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Leakey, Anda juga dapat memasukkan tempat-tempat berikut ke dalam rencana perjalanan.

Desa Sei Sekonyer

Terletak sekitar 100 meter dari seberang dermaga Tanjung Harapan, desa yang berada di tengah Taman Nasional Tanjung Puting ini sedang diarahkan pemerintah untuk mendukung ekowisata. Di dermaga desa, terpampang spanduk berisi kecaman warga terhadap perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit. Tak hanya sawit yang merusak hutan, pertambangan emas juga mengakibatkan air sungai menjadi keruh kecokelatan dan tidak bisa dikonsumsi warga.

Baca juga: Mengenal Camp Leakey, Pusat Rehabilitasi Orangutan Terbesar di TN Tanjung Puting

Selain melihat kehidupan warga Tanjung Puting, di desa ini terdapat beberapa penginapan serta toko suvenir yang menjual kaos bergambar orangutan atau bekantan, serta berbagai produk anyaman, seperti dompet hingga tas. Di luar ekowisata, mata pencaharian warga setempat lainnya adalah bertani, menangkap ikan, serta sebagian bekerja di taman nasional.

Pondok Ambung

Pondok Ambung adalah kawasan berpenghuni lainnya di Tanjung Puting dan kerap dijadikan lokasi penelitian orangutan oleh mahasiswa. Di dermaganya banyak klotok merapat untuk mengambil air, berhubung air di sini jernih. Meski begitu, sebelum dapat digunakan, air tetap harus disaring.

Di sekitar Pondok Ambung telah diidentifikasi lebih dari 76 spesies kupu-kupu, yang mayoritas mendiami tepi sungai dan rawa-rawa, sehingga berkunjung ke sini berarti menemukan kawanan kupu-kupu dalam aneka warna. Selain itu, di sini juga terdapat jalur pengamatan satwa, jalur trekking malam hari, dan menara pengintai satwa. Hewan malam yang terlihat di sini antara lain tarsius dan tarantula.

Taman Wisata Alam Tanjung Keluang

Operator kerap menawarkan perjalanan ke sini sebagai destinasi terakhir bagi para pelancong yang mengambil paket perjalanan lebih dari dua hari. Dari Pesalat, ke dermaga Tanjung Keluang berjarak 35 kilometer dan membutuhkan sekitar 2,5 jam. Tempat ini juga dapat diakses dari Pantai Kubu di Desa Kubu atau 30 kilometer dari Pangkalan Bun, di mana dari di sini tersedia speedboat berkapasitas lima orang.

Di Tanjung Keluang terdapat pusat konservasi penyu sisik (Eretmochelys imbricate) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Setiap malam, petugas akan menyusuri pantai untuk mencari penyu-penyu bertelur agar telur-telurnya dapat diselamatkan. Setelah telur menetas dan tukik cukup umur, akan dilepas ke laut.

Baca juga: Menyapa Orangutan di Habitat Aslinya sambil Naik Klotok

Wisatawan yang ingin melepas tukik ke laut akan dikenakan biaya, yang nantinya digunakan untuk pemeliharaan dan pembelian pakan tukik. Aktivitas lainnya yang dapat dilakukan di Tanjung Keluang adalah menikmati panorama matahari terbit dan tenggelam, snorkeling, bermain banana boat, atau melukis kaos dengan getah nipah yang dapat dibawa pulang sebagai cendera mata. Bagi yang ingin bermalam, tersedia resor sederhana yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Tanjung Keluang.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here