Mengenal Camp Leakey, Pusat Rehabilitasi Orangutan Terbesar di TN Tanjung Puting

Tanjung Puting merupakan pusat konservasi orangutan pertama di Indonesia sekaligus yang terbesar di dunia. Diresmikan menjadi taman nasional pada 1982, populasi orangutan Kalimantan di Tanjung Puting diperkirakan antara 30.000 sampai 40.000 ekor, dengan sebagian di antaranya tersebar di beberapa pusat rehabilitasi, termasuk Camp Leakey yang merupakan pusat rehabilitasi orangutan terbesar di Taman Nasional Tanjung Puting.

Dibangun tahun 1971 oleh Dr. Biruté Galdikas, peneliti orangutan dari Universitas Colombia, Los Angeles, Camp Leakey merupakan lokasi rehabilitasi orangutan yang diselamatkan dari perburuan liar.

Dari dermaga di Sungai Sekonyer, untuk menuju Camp Leakey diperlukan trekking sejauh satu setengah kilometer menuju Pusat Informasi yang berisi data penghuni rimba Tanjung Puting. Puncak dari kunjungan ke Camp Leakey adalah atraksi pemberian makan orangutan pukul 14:00 setiap hari.

Pengunjung akan menyaksikan bagaimana orangutan menikmati rambutan, pisang, dan buah-buahan segar lainnya di platform khusus. Pengunjung bebas memotret, namun dilarang mendekat apalagi menyentuh orangutan.

Camp Leakey dikuasai oleh orangutan jantan berusia sekitar 30 tahun bernama Tom. Sebelum Tom berkuasa, Camp Leakey dikuasai oleh pejantan bernama Kusasi. Ketika terjadi perebutan kekuasaan antar pejantan dominan, Tom sempat mengalami kekalahan, namun kemudian ia menggunakan batang kayu untuk memukul Kusasi, di mana hal ini ia pelajari karena dulu sering dipukul manusia dengan kayu.

Gagah, berbulu lebat, dengan bobot hampir 140 kilogram, Tom telah menjadi penguasa di Camp Leakey selama lebih dari 15 tahun, walau ia lebih banyak menghabiskan waktunya di hutan. Sedangkan betina dominan di Camp Leakey bernama Siswi yang usianya lima tahun lebih tua dari Tom. Siswi adalah orangutan ramah sekaligus usil, yang biasanya menyambut pengunjung di dermaga ketika kapal klotok merapat.

Asal Usul Nama Camp Leakey

Nama pusat rehabilitasi Camp Leakey diambil dari nama Louis Leakey, seorang antropolog dan arkeolog Inggris kelahiran Kenya yang terkenal akan penelitiannya tentang asal mula manusia, terutama pembuktiannya akan teori Darwin bahwa Afrika adalah tempat cikal bakal manusia.

Baca juga: Menyapa Orangutan di Habitat Aslinya sambil Naik Klotok

Untuk melengkapi penelitiannya tentang kehidupan pra-manusia serta jenis-jenis manusia dari zaman purba, Leakey kemudian menugaskan tiga wanita untuk membantunya meneliti kera besar. Jane Goodall meneliti simpanse di Taman Nasional Gombe Stream, Tanzania; Dian Fossey meneliti gunung di Gunung Api Virunga, Rwanda; dan Birute Galdikas ke Tanjung Puting untuk mempelajari orangutan.

Menurut Leakey, wanita adalah peneliti yang lebih baik dibandingkan pria, karena wanita memiliki keterampilan pengamatan yang lebih teliti yang dibutuhkan untuk penelitian panjang. Wanita juga terbukti lebih cerdas dan dapat melihat detail, selain lebih sabar dan tidak membangkitkan kecenderungan agresif primata jantan.

Hingga hari ini Camp Leakey masih dijadikan pusat penelitian orangutan dan museum yang mempertontonkan hasil penelitian tentang orangutan serta hewan-hewan yang hidup di sekitar Tanjung Puting.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here