Menelusuri Jejak Kejayaan Kerajaan Sunda di Kampung Sindang Barang

Foto: Instagram @mienis_amin

Sebagai destinasi, Bogor tak hanya menawarkan deretan tempat makan yang populer di kalangan anak muda. Kawasan ini juga menyimpan banyak peninggalan yang menarik untuk ditelusuri. Sebut saja Kampung Sindang Barang.

Berada di kaki Gunung Salak, atau tepatnya di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, kampung ini dapat diakses dari pusat kota Bogor dengan berkendara selama setengah jam. Tak ada angkutan umum yang melintas di sini, jadi kalau tak ada kendaraan pribadi, disarankan memanfaatkan ojek atau taksi online.

Foto: Instagram @reniianggr

Konon, kampung ini sudah ada sejak masa kejayaan kerajaan Sunda di abad ke-12. Nama Sindang Barang tercatat dalam Babad Pajajaran sebagai salah satu daerah terpenting kerajaan Sunda dan Pajajaran. Tak hanya itu, kampung ini bahkan diyakini sebagai salah satu keraton tempat tinggal Dewi Kentring Manik Mayang Sunda, salah satu istri Prabu Siliwangi.

Beranjak dari situlah kawasan ini dilestarikan sebagai kampung budaya demi meneruskan tradisi setempat. Apalagi banyak kebudayaan yang bermula dan berkembang di Kampung Sindang Barang. Sebut saja upacara adat Serem Taun yang merupakan bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah.

Foto: Instagram @js_portraiture

Saat ini, rumah-rumah adat yang ada di kampung tersebut telah direkonstruksi dengan bimbingan dan arahan dari Anis Djatisunda, budayawan Jawa Barat. Ornamennya sendiri masih merujuk pada model rumah kuno masyarakat Sunda. Sementara bahan-bahan utamanya menggunakan material alami, seperti kayu, bambu, serta atap dari ijuk pohon aren yang diambil langsung dari Gunung Salak.

Masing-masing rumah tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Rumah yang paling besar digunakan untuk tempat berkumpul dan bermusyawarah warga. Sementara rumah-rumah lain yang lebih kecil digunakan untuk tempat tinggal warga, lumbung penyimpanan padi, balai untuk menjamu tamu, hingga penginapan untuk tamu kehormatan.

Tak ketinggalan, kamu juga bisa menjumpai bangunan yang menyimpan berbagai peralatan musik, tari, hingga permainan tradisional. Di sinilah pengunjung bisa belajar menari atau bermain gamelan dan alat musik tradisional lainnya. Kampung ini juga kerap mementaskan pertunjukan seni di waktu-waktu tertentu untuk menghibur pengunjung.

Selain kegiatan seni, kamu juga bisa trekking ke tempat-tempat bersejarah di sekitar kampung. Selain Taman Sri Bagenda yang dipercaya sebagai salah satu bagian dari keraton kerajaan Sunda, masih ada setidaknya 90 situs purbakala yang tersebar di sekitar kampung ini. Sebut saja 33 punden berundak yang merupakan peninggalan kerajaan Pajajaran.

Biaya masuk Kampung Sindang Barang mulai Rp10.000 per orang. Namun, kamu juga bisa menikmati berbagai paket wisata yang ditawarkan.

Misalnya, untuk paket Mulih Ka Lembur seharga Rp150.000, kamu sudah dapat menikmati pemaparan sejarah kampung, pengenalan alat masak tradisional, pembuatan permainan tradisional, praktek menanam dan menumbuk padi, pertunjukan kesenian jaipong, selain makan siang dan coffee break. Bila ingin sekalian menginap, biayanya mulai Rp350.000 per orang. Paket-paket wisata ini bisa kamu lihat langsung di www.kampungsindangbarang.com.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here