Layaknya rumah kedua yang memberi kenyamanan melalui keramahan warga lokal dan suasana kota yang menenangkan, Yogyakarta tak bosan untuk disambangi lagi dan lagi. Ritme perjalanan ke Yogyakarta terasa lebih santai karena tak merisaukan berapa banyak tempat wisata yang dikunjungi, namun mengutamakan melepas rindu dengan kota yang dalam kesehariannya berlimpah dengan budaya dan kulinernya yang jarang mengecewakan.
Tiga hari di Yogyakarta cukup jika Anda tidak ambisius mengejar destinasi di luar kota. Perjalanan akhir pekan di Kota Gudeg seharusnya dilakoni tanpa tergesa-gesa, tanpa jadwal yang padat, namun berkualitas karena Anda bisa menikmati tiap atraksi yang dikunjungi dan hidangan lokal yang disajikan.
Anda dapat mengikuti tur jalan kaki, misalnya, untuk membawa Anda blusukan ke kawasan autentik di Kota Batik. Jogja Good Guide memiliki layanan tur berpemandu ini dengan rute mengitari titik-titik ikonik di Yogyakarta. Serunya lagi, Jogja Good Guide tidak mematok biaya tur, melainkan menawarkan pembayaran sesuka hati.
Anda bisa memilih salah satu dari empat rute yang ditawarkan, yaitu Kotagede, Kotabaru, Kauman, dan Malioboro, yang dapat diikuti sesuai jadwal tiap bulannya. Saat akhir pekan, Jogja Good Guide biasanya membuka tur untuk rute Kotagede dan Kotabaru, dua rute rekomendasi bagi mereka yang ingin merasakan langsung denyut kehidupan Yogyakarta yang sesungguhnya.
Jika memilih rute Kotagede, partisipan tur akan melihat lebih dekat jejak-jejak sejarah Kerajaan Mataram sebelum Yogyakarta beralih menjadi sebuah kesultanan sejak abad ke-15, salah satunya dengan mengunjungi makam raja-raja. Anda akan menyusuri jalan-jalan sempit sambil mendengarkan sepenggal kisah dari pemandu, lalu memasuki pasar tradisional dan mencicipi sejumlah kudapan khas serta jamu yang menjadi minuman herbal orang Jawa.
Baca juga: Yang Unik di Yogyakarta
Lain hal dengan tur Kotabaru yang membawa peserta tur mengintip komunitas Belanda di Yogyakarta era 1900-an, berikut kisah perjuangan warga Indonesia di Yogyakarta saat memperjuangkan kermedekaan. Lalu langkah kaki akan membawa ke sejumlah rumah lawas di kawasan Kotabaru yang tampak tegas perpaduan kultur Belanda dan Jawa. Berlangsung sekitar 2,5-3 jam, untuk mengikuti tur ini peserta wajib mendaftar terlebih dahulu melalui situs resminya.
Makan Siang di Mana?
Karena tur jalan kaki berakhir sebelum jam makan siang, Anda bisa sekalian melewatkan hari dengan berburu kuliner di sekitaran Prawirotaman, kawasan turistik yang dihuni jajaran hotel, hostel, dan restoran. Berikut sejumlah tempat makan yang bisa dikunjungi.
- Warung Heru, Jalan Prawirotaman I No. 33. Yang harus dicoba: nasi rawon dengan telur asin dan kering tempe.
- Warung Omah Bu Ageng, Jalan Tirtodipuran No. 13. Yang harus dicoba: nasi campur lele njingkrung, ayam nyelekit.
- ViaVia, Jalan Prawirotaman No. 30. Yang harus dicoba: menu vegetarian, aneka roti yang tidak menggunakan pengawet dan pemanis buatan.
- Il Tempo Del Gelato, Jalan Prawirotaman No. 43. Yang harus dicoba: varian rasa gelato yang unik, seperti rasa Snickers, Nutella, jahe, serai, kemangi, dan kayu manis.
Teks: Priscilla Picauly