Pameran Ajur Ajer Menandai Perjalanan Empat Dekade Bentara Budaya

'Karma' (2020) karya Susilo Budi Purwanto

Pertama kali beroperasi pada 26 September 1982, Bentara Budaya di Yogyakarta sudah banyak menampilkan kreasi seni dari berbagai wilayah di Indonesia. Pameran, pertunjukan, diskusi, dan sejumlah kegiatan seni digelar secara rutin di sini, dengan berbagai seniman lintas bidang dan lintas generasi, termasuk dari mancanegara, yang turut ambil bagian.

Bisa bertahan selama empat dekade bisa dibilang merupakan sebuah prestasi tersendiri. Apalagi perjalanan itu tak mudah dengan asam garam pergantian politik dan sosial ekonomi. Belum lagi pembatasan kegiatan yang begitu ketat di awal pandemi, sehingga pameran hanya bisa digelar secara daring.

‘Pemberhentian Terakhir’ (1991) karya Bambang Pramudianto

“Tanpa adanya seniman dan penonton, Bentara Budaya tidak akan berarti apa apa, demikian juga sebaliknya. Inilah yang kami sebut sebagai Ajur Ajer. Bentara Budaya sudah melebur menjadi satu dengan seniman dan masyarakatnya,” kata Hermanu, kurator Bentara Budaya.

Ajur Ajer ini menandai peringatan 40 tahun Bentara Budaya, sekaligus menjadi tajuk pameran seni rupa yang berlangsung hingga 2 Oktober 2022. Lewat pameran ini, diharapkan masyarakat luas dapat melihat dan merasakan perjalanan Bentara Budaya Yogyakarta selama empat dekade ini.

‘Doa Umat’ (2021) karya Bonaventura Gunawan

Pameran Ajur Ajer menampilkan karya-karya dari 26 perupa Yogyakarta yang pernah memberikan kontribusinya pada Bentara Budaya. Mereka adalah A.C Andre Tanama, Bambang Heras, Bambang Pramudiyanto, Bonaventura Gunawan, Budi Ubrux, Dyan Anggraeni, Djoko Pekik, Edi Sunaryo, dan Erica Hestu Wahyuni.

Selanjutnya, Hadi Soesanto, Hari Budiono, I Wayan Cahya, Irwanto Lentho, Ivan Sagito, Lucia Hartini, Melodia, Nasirun, Ong Hari Wahyu, Pupuk DP, Putu Sutawijaya, Samuel Indratma, Sigit Santoso, Subandi Giyanto, Susilo Budi Purwanto, Theresia Agustina Sitompul, dan Yuswantoro Adi.

‘Warung Nasi’ (2022) karya Djoko Pekik

Adapun karya-karya yang ditampilkan dalam pameran ini adalah karya-karya para perupa saat berpameran tunggal atau kelompok di Bentara Budaya di masa lalu. “Tujuannya adalah untuk melihat dan merasakan perkembangan seni rupa di Bentara Budaya Yogyakarta selama ini, semacam pameran retrospeksi,” jelas Hermanu.

Penikmat seni yang ingin mengunjungi pameran ini dapat langsung datang ke Bentara Budaya Yogyakarta yang terletak di Jalan Suroto No. 2, Kotabaru. Gratis dan terbuka untuk umum, pameran berlangsung setiap harinya mulai pukul 10:00 hingga 22:00.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here