Kembali ke Masa Silam di Perkampungan Tua Bitombang

Foto: Dok. Google Maps/Van Nongka

Selain pesona alam berupa deretan pantai dan alam bawah lautnya yang cantik, Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan juga menyimpan banyak peninggalan budaya yang menarik. Salah satunya adalah Perkampungan Tua Bitombang yang terletak di Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu, sekitar 7,5 km dari Pelabuhan Benteng.

Kampung ini memiliki deretan rumah yang usianya sudah lebih dari seabad, dan masyarakatnya tetap mempertahankan kondisi kampung tersebut secara turun-temurun. Selain usianya yang tua, yang membuat kampung ini unik adalah konstruksi rumahnya yang mengesankan.

Foto: Dok. Google Maps/Armin Juliawan, S.A.P

Rumah-rumah di sini dibangun di atas kayu penopang dari pohon bitti (pohon khas Sulawesi Selatan). Karena itu, rumah-rumah tersebut tampak menjulang dengan kayu penopang yang tingginya mencapai 15 meter.

Pembangunan rumah dengan arsitektur yang unik ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, lokasi kampung ini memang berada di kawasan berbukit dan kontur tanahnya berundak-undak, sehingga warganya pun mesti menyesuaikan rumah yang mereka tinggali dengan kondisi geografis kampung.

Foto: Instagram @ikhsanhamiru

Tak hanya bentuknya yang unik, rumah-rumah berusia ratusan tahun ini menawarkan sekilas kondisi Selayar di masa silam. Selagi berjalan-jalan di sini, kamu bisa melihat rumah-rumah yang dibuat dari kayu dengan daun kelapa sebagai atapnya. Tampak pula deretan jendela di semua sisi rumah, lengkap dengan serambi yang nyaman.

Sesekali, kamu juga akan menjumpai warga kampung yang mayoritas berusia lanjut dan bekerja sebagai peternak ataupun pekebun. Usia mereka rata-rata mencapai 100 tahun lebih, dan dipercaya kualitas hidup mereka sangat dipengaruhi oleh pola hidupnya yang senantiasa harmoni dengan alam sekitar.

Foto: Instagram @suandyjamal

Mereka jarang menggunakan peralatan modern. Untuk mengolah makanan pun, mereka masih menggunakan gilingan batu, peralatan yang bahkan sudah tak ditemui lagi di tempat lain di Kepulauan Selayar. Sementara saat memasak, warganya masih setia menggunakan panci dari tanah. Bila berkesempatan mengunjungi salah satu rumah warganya, kamu bisa melihat cara mereka mengolah makanan secara langsung, yang semuanya diambil dari kebun, dari sayur-mayur hingga buah-buahan.

Menjelajahi kampung ini, terutama bagi penyuka fotografi, akan dapat membawa pulang banyak objek yang eksotis. Karena itu, pastikan membawa kamera dengan memori yang cukup untuk mengabadikan keunikannya.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here