Pantai berpasir merah muda tak hanya bisa kamu temui di Lombok dan Taman Nasional Komodo. Di ujung paling timur Sumbawa, tepatnya di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, kamu bisa menjumpai Pantai Pink Lambu.
Lokasi pantai satu ini cukup jauh dan terpencil, sehingga untuk mencapainya membutuhkan usaha ekstra. Sebagai gambaran, kalau berangkat dari Jakarta, kamu bisa terbang dulu ke Bandara Sultan Muhammad Salahuddin di Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima. Tak ada penerbangan langsung, kamu mesti transit dulu di Lombok.
Dari sana, lanjutkan perjalanan darat ke Pelabuhan Sape sejauh sekitar 60 km dengan waktu tempuh 2 jam. Perjuangan masih belum selesai, karena kamu mesti naik perahu untuk menyeberang ke Pantai Pink Lambu selama 1,5-2 jam.
Biaya sewa perahu beragam, di kisaran mulai Rp1 juta dengan kapasitas hingga 12 penumpang. Kalau mau hemat, kamu bisa patungan dengan wisatawan lain atau berangkat bersama teman dan keluarga.
Sebenarnya, selain jalur laut, Pantai Pink Lambu bisa diakses via jalur darat, namun harus menggunakan motor trail karena medannya berupa jalan setapak yang tidak terlalu lebar dengan beberapa titik yang susah dilalui. Karena itu, opsi ini tidak direkomendasikan untuk wisatawan.
Tentu saja perjuanganmu untuk mencapai pantai ini tak akan sia-sia. Setibanya di sana, kamu bisa menikmati pemandangan alam yang masih asri dan alami. Suasananya sepi, sehingga serasa pantai milik sendiri.
Berlatar bukit-bukit kecil, Pantai Pink Lambu dihiasi hamparan pasir merah muda dengan perairan pirus yang mengepungnya. Kamu bisa berjalan-jalan di pasirnya yang halus, bersantai di gazebo yang tersedia di beberapa titik, atau bahkan berenang di perairannya yang jernih. Alam bawah lautnya menyimpan banyak ikan maupun deretan karang lunak, sehingga aktivitas snorkeling pun bisa kamu lakukan di sini.
Karena masih minim fasilitas, sebaiknya bawa sendiri perlengkapan maupun perbekalan yang kamu butuhkan ya. Peralatan snorkeling pun sebaiknya disiapkan sendiri. Kalau ingin berpiknik, jangan lupa membawa pulang sampah agar lingkungannya tetap lestari.
Teks: Melinda Yuliani