Galeri Nasional Indonesia bersama Goethe-Institut Indonesien menggelar pameran seni ‘Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak’ sebagai agenda pertamanya di tahun 2022.
Acara ini menjadi ajang bagi Galeri Nasional Indonesia untuk menghadirkan beragam karya seni dalam baluran narasi yang mengulik awal mula koleksi dan menyoroti hubungan interpersonal di antara para seniman.
“Pameran ini kami harapkan dapat menjadi sumber informasi dan sarana apresiasi seni rupa bagi publik, selain semakin mempererat jejaring seni rupa internasional,” kata Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto dalam siaran pers.
Pengunjung dapat menikmati sejumlah karya pilihan dari koleksi Galeri Nasional Indonesia, Hamburger Bahnhof – Museum für Gegenwart – Berlin, MAIIAM Contemporary Art Museum, Singapore Art Museum, Museum Seni Rupa dan Keramik – UP Museum Seni, dan beberapa koleksi pribadi serta arsip-arsip bersejarah.
Judul pameran itu sendiri diambil dari salah satu karya yang ditampilkan, yakni ‘Paduan Suara yang Tidak Bisa Berkata Tidak’ (1997) oleh seniman S. Teddy D. Karya tersebut telah diproduksi ulang untuk ditampilkan dalam pameran.
Seniman lain yang karyanya disuguhkan dalam pameran ini antara lain Agus Suwage, Araya Rasdjarmrearnsook, Basoeki Abdullah, Belkis Ayón Manso, Bruce Nauman, Danarto, Dolorosa Sinaga, Emiria Sunassa, Ary “Jimged” Sendy, Käthe Kollwitz, Marintan Sirait, Nguyễn Trinh Thi, Öyvind Fahlström, Siti Ruliyati, Tisna Sanjaya, dan Wassily Kandinsky. Tak ketinggalan, ada pula karya instalasi dari Ho Tzu Nyen dan Cinanti Astria Johansjah.
Dr. Stefan Dreyer selaku Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru menyampaikan pihaknya merasa senang dapat membuka pameran ini di Galeri Nasional Indonesia.
“Kami berharap pameran ini dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal dan menikmati karya-karya luar biasa dari koleksi Galeri Nasional Indonesia, Hamburger Bahnhof, MAIIAM Contemporary Art Museum, dan Singapore Art Museum,” katanya.
Tertarik berkunjung ke pameran ini? Kamu bisa langsung memesan tiketnya via galnas-id.com. Tidak ada registrasi di lokasi, jadi kamu wajib reservasi setidaknya enam jam sebelum jadwal kunjungan. Total ada 8 sesi per harinya dengan waktu kunjungan mulai pukul 10:00 hingga 18:00. Satu sesi berdurasi 55 menit dengan maksimal pengunjung 60 orang.
Di hari H, siapkan aplikasi PeduliLindungi. Setiap pengunjung harus sudah divaksin dua dosis. Selama berada di ruang pameran, kenakan selalu masker dan jaga jarak dengan pengunjung lain. Untuk mengecek informasi karya yang sedang kamu lihat di ruang pamer, kamu dapat memindai kode QR dengan gawai.
Teks: Melinda Yuliani