Pameran Ring Project Digelar di Museum Nasional Indonesia, Jangan Sampai Ketinggalan!

Foto: Dok. Ring Project

Pameran seni rupa Ring Project bertajuk Metaphors About Island tengah digelar di Ruangan Sanken, Museum Nasional Indonesia hingga 21 Januari 2022. Merupakan bagian dari rangkaian acara Jakarta Biennale 2021, pameran ini digagas oleh kurator Taiwan Sandy Hsiu-chih Lo bersama ekosistem seni rupa kontemporer Gudskul.

Sebanyak 41 seniman dan kolektif seni terlibat dalam proyek ini. Tak hanya dari Indonesia, namun juga dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Taiwan, Bangladesh, Nepal, dan India.

Foto: Dok. Ring Project

Fokus utama pameran ini adalah menyoroti dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan memperparah kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin. Selain itu, persaingan internasional dan geopolitik pun telah meluas ke dunia maya dan industri luar angkasa.

“Ini merupakan sebuah upaya untuk mempertimbangkan pluralisme dan perbedaan dalam menanggapi situasi tersebut lewat kolaborasi antara 41 seniman dan kolektif seni,” kata Sandy.

Foto: Dok. Ring Project

Banyak karya menarik yang bisa kamu lihat dalam pameran ini. Sebut saja ‘Kingdom of Keyeup Bodas’ yang terinspirasi oleh fiksi ‘Republic of Cynic’. Berkolaborasi dengan PRFRMNC.RAR, Yao Jui-Chung menggunakan karya tersebut sebagai humor sindiran untuk membahas identitas nasional kepulauan Taiwan.

Ada pula ‘Heart is an Island’ karya Rahic Talif yang berkolaborasi dengan VOLUME ESCAPE. Instalasi seni tersebut dibuat dari sampah laut yang dikumpulkan Rahic Talif selama bertahun-tahun. Karya ini erat kaitannya dengan laut dan pulau, selain ingin menanggapi isu lingkungan dan ekologis.

Foto: Dok. Ring Project

‘Linking’ oleh Yuma Taru dan KOMUNITAS KAHE mensimulasikan penggalian kerang di lubang arkeologi maupun jalinan tenun Atayal untuk mencoba menghubungkan suku Atayal di Taiwan dan budaya Austronesia Flores di Indonesia melalui ruang dan waktu.

Lin Yi-Chi, Blanco Benz Altrelier dan Studio Malya menciptakan karya berjudul ‘Island Echoes’. Instalasi ini menggunakan mercusuar sebagai metafora yang dipadukan narasi bajak laut untuk mencoba mengeksplorasi harapan, ketakutan, ketidakpastian, hidup dan mati, serta kerapuhan hidup.

Foto: Dok. Ring Project

Sementara ‘Hoodwink’ yang merupakan karya Zhang Xu-Zhan dan pink.ink terinspirasi dari cerita rakyat Indonesia yang dipadukan dengan kostum yang digunakan dalam parade keagamaan tradisional Taiwan untuk menciptakan gambar setengah rubah dan setengah kancil.

Sejak pameran ini dibuka pada 7 Januari lalu, sudah banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan di area pameran. Sebut saja artist talk, gathering session, workshop, hingga tur pameran.

Foto: Dok. Ring Project

Berkunjung ke pameran ini tidak dikenakan biaya, cukup membayar tiket masuk museum sebesar Rp5 ribu. Namun kamu wajib melakukan reservasi satu hari sebelumnya lewat ringproject.net atau jakartabiennale.id. Satu reservasi hanya berlaku untuk satu orang. Waktu kunjungannya sendiri terbagi menjadi tiga sesi (pukul 10:00-11:30, 11:30-13:00, 13:00-14:30), dengan masing-masing sesi hanya dibatasi untuk 200 orang.

Siapkan aplikasi PeduliLindungi untuk bukti vaksin dan pastikan sudah tiba 15 menit sebelum sesi yang dijadwalkan. Jangan lupa menerapkan protokol kesehatan selama berada di ruang pameran.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here