Menengok Warisan Suku Batak Toba di Museum Huta Bolon Simanindo

Pulau Samosir merupakan salah satu destinasi terbaik untuk bersantai di tengah keindahan alam yang memadukan danau bening dan deretan gunung. Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat berlibur di sini. Selain mengagumi pemandangannya, kamu juga dapat mempelajari budaya suku Batak Toba dengan mengunjungi Museum Huta Bolon Simanindo.

Tak susah mencari museum ini, lokasinya di sisi utara Pulau Samosir, atau tepatnya di Jalan Pelabuhan Simanindo, Desa Simanindo Sangkal. Dari Dermaga Tomok, museum ini dapat dicapai dengan berkendara sekitar setengah jam.

Museum ini sendiri tadinya merupakan bekas kompleks kediaman Raja Sidauruk beserta 14 istrinya. Barulah pada 1969 tempat tersebut dibuka untuk umum dan dialihfungsikan menjadi museum terbuka.

Foto: Instagram @sitobatabo

Ada beberapa area yang bisa kamu kunjungi. Pertama, museum yang menyimpan berbagai peninggalan budaya suku Batak, mulai dari pakaian adat, perhiasan, peralatan memasak, peralatan tenun, persenjataan, porselen Belanda dan Tiongkok, hingga patung dan ukiran khas Batak.

Koleksi tersebut tampak tersimpan rapi dan terjaga dengan baik, sehingga kamu bisa mendapatkan gambaran kehidupan masa lampu warga suku Batak Toba. Kamu bahkan dapat melihat naskah kuno peninggalan nenek moyang etnis Batak.

Foto: Instagram @yukianggia

Puas menjelajah museum, kamu dapat mengunjungi replika kampung tradisional orang Batak (atau dalam bahasa setempat disebut “huta bolon”) dengan rumah-rumah yang tampak berjejer di kanan dan kiri. Kalau diamati, atap-atap rumah tersebut tampak khas dengan bentuk yang melengkung. Di rumah adat keluarga Raja Sidauruk yang asli, atap tersebut dihiasi dengan 10 tanduk kerbau yang melambangkan 10 generasi kerajaan tersebut.

Nah, di area depan rumah-rumah adat ini jugalah biasanya digelar pertunjukan tarian tortor dengan patung sigale-gale. Tarian khas Batak Toba ini biasanya dipentaskan dua kali sehari, yakni pukul 10:30 dan 11:45.

Kamu tak hanya dapat melihat langsung keelokan para penari, namun juga menyaksikan patung sigale-gale setinggi 1,5 meter yang mengenakan pakaian adat dan meliuk-liuk mengikuti alunan musik sehingga sekilas mirip manusia.

Digerakkan oleh dua hingga tiga orang dalang dengan menarik jalur tali, konon patung ini dulu bisa bergerak sendiri dengan bantuan kekuatan gaib. Bahkan ada kepercayaan kalau sang pembuat patung harus menyerahkan jiwanya kepada boneka kayu buatannya agar patung tersebut bisa bergerak layaknya manusia. Tak heran bila patung sigale-gale yang digunakan jumlahnya sedikit.

Museum Huta Bolon Simanindo buka setiap hari pukul 08:00 hingga 17:00. Tiket masuknya Rp10.000 per orang. Namun kalau ingin menonton pertunjukan tortor, kamu bisa membayar Rp50.000 per orang.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here