Camping di Puncak Kosakora, Bisa Sekalian Nikmati Sunset Pantai Selatan dari Ketinggian

Gunungkidul merupakan salah satu kawasan wisata penting di Yogyakarta, yang memiliki daya tarik melalui jajaran pantainya. Selain wisata pantai, kabupaten yang lanskapnya didominasi perbukitan dan pegunungan kapur ini mulai dilirik sebagai spot camping dengan latar Samudra Hindia yang terbentang luas.

Selain Bukit Pengilon, bukit hijau yang berada di kaki Gunung Api Purba, Gunungkidul juga memiliki Puncak Kosakora yang awalnya dijadikan sebagai spot untuk menikmati sunset. Puncak Kosakora atau sering disebut juga Bukit Kosakora merupakan bukit karst yang berada di atas Pantai Ngrumput, tepatnya di Banjarejo, Tanjungsari.

Sama dengan Bukit Pengilon yang menyuguhkan pemandangan jajaran pantai di Gunung Kidul, Puncak Kosakora juga strategis mempertunjukkan lanskap pesisir sejauh mata memandang. Dari puncak dapat terlihat Pantai Ngrumput, Drini, Watu Kodok, Sepanjang, dan Kukup. Jika cuaca cerah, kamu dapat melihat Pantai Baron dengan mercusuarnya yang berdiri megah.

Foto: Dok. Google Maps/Faradhila Aliva

Bukit tersembunyi ini tak akan tersingkap keindahannya jika beberapa pengunjung Pantai Drini tidak mengeksplorasi sekitar pantai. Tanpa sengaja mereka menyusuri ladang penduduk, melewati rintangan jalur batuan karang yang sempit dan menanjak.

Penjelajahan tanpa tujuan tersebut berakhir di puncak bukit dengan pemandangan menakjubkan. Tak lama kemudian, foto-foto dari Puncak Kosakora bermunculan di media sosial dan sejak itu makin banyak yang mengunjunginya.

Trekking Dulu Sebelum Camping

Untuk menuju Puncak Kosakora, kamu dapat mengaksesnya dengan berkendara dari pusat kota Yogyakarta menuju Pantai Drini sekitar dua jam perjalanan. Tiba di Pantai Drini, kendaraan bisa diparkir sekalian dititipkan pada petugas selama berkemah di Kosakora.

Foto: Dok. Google Maps/Riyan Pujiyanto

Untuk mencapai bukit karst tempat berkemah, pengunjung mesti trekking sejauh dua kilometer dengan jalur beragam yang mesti dilewati. Tinggal ikuti jalur setapak dan papan petunjuk sebagai panduan menuju Puncak Kosakora.

Trekking menuju Puncak Kosakora akan melewati ladang penduduk, hamparan padang rumput, batuan karang, dan Pantai Ngrumput. Disarankan untuk mendaki menjelang sore, agar begitu tiba di puncak tidak butuh waktu lama untuk menikmati sunset. Jika tiba di siang hari, matahari terlalu pekat menyinari karena tak banyak pohon rindang yang akan menaungi.

Yang menyenangkan dari camping di Puncak Kosakora adalah kamu dapat menikmati sunset dan sunrise sekaligus. Pastikan untuk membawa kamera kesayangan untuk menangkap momen ini. Mereka yang gemar swafoto, bisa memilih berpose di depan papan bertuliskan “Bukit Kosakora” yang terpasang di salah satu sudut bukit.

Selain menikmati sunset dan sunrise berlatar jajaran pantai, Puncak Kosakora tidak memiliki atraksi lain, pas bagi mereka yang mencari suasana tenang. Area berkemah akan ramai saat matahari terbenam, namun begitu malam tiba, Puncak Kosakora dapat dinikmati sepuasnya.

Foto: Dok. Google Maps/Joseph Arianto

Untuk mengisi waktu, kamu dapat bermain air di salah satu pantai terdekat, seperti di Pantai Ngrumput atau Pantai Drini. Jika malas menuruni kembali trek, bisa menggelar tikar dan piknik di puncak bukit. Bawa perbekalan piknik juga alat musik atau bluetooth speaker untuk menciptakan suasana menyenangkan.

Panduan Berkemah di Puncak Kosakora

  • Demi alasan kebersihan dan keamanan, diimbau membawa peralatan berkemah sendiri.
  • Siapkan juga perbekalan selama berkemah atau dapat membelinya dari warung sederhana di Pantai Ngrumput.
  • Tidak ada fasilitas toilet di Puncak Kosakora tapi tersedia di Pantai Ngrumput.
  • Di Pantai Ngrumput juga terdapat penjual kayu bakar yang dapat digunakan untuk membuat api unggun. Harga satu ikat kayu bakar berkisar Rp15.000 hingga Rp20.000.
  • Tiket masuk Pantai Drini Rp10.000 per orang, dengan biaya parkir motor Rp5.000, dan Rp10.000 untuk mobil.
  • Hindari berkemah di akhir pekan karena spot untuk mendirikan tenda terbatas. Puncak Kosakora dapat menampung sekitar 15 hingga 20 tenda saja, tapi di tengah pandemi mesti memerhatikan jarak aman antarpengunjung. Jika kehabiskan spot berkemah, biasanya pengunjung beralih ke Pantai Ngrumput.

Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here