Banyak Timbulkan Kekeliruan, China Airlines Pertimbangkan Ganti Nama

Apakah arti sebuah nama? Banyak ternyata, apalagi jika nama ini menyangkut maskapai penerbangan yang merepresentasikan suatu negara. Tanyakan saja pada maskapai penerbangan Taiwan yang namanya banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Mengusung nama China Airlines, maskapai ini kerap disamakan dengan Air China dan disangka berasal dari Cina Daratan.

Masalah ini cukup menjengkelkan bagi warga negara Taiwan. Terlebih ketika maskapai ini mengirimkan masker dan peralatan medis lainnya untuk negara-negara terdampak corona. Tulisan China Airlines yang terpampang jelas di badan pesawat membuat orang-orang berpikir sumbangan ini berasal dari Cina Daratan. Aksi heroik China Airlines yang menyelamatkan 19 orang warga negara Taiwan dari kapal pesiar terjangkit virus corona Diamond Princess juga dibayang-bayangi namanya yang tidak memiliki unsur kata Taiwan.

Topik seputar nama maskapai penerbangan ini sebenarnya sudah sering dibahas, tapi kejadian baru ini telah mendorong partai politik New Power Party (NPP) untuk meminta parlemen menghilangkan atau memperkecil kata China dan menambahkan kata Taiwan pada badan pesawat. Sebuah petisi online untuk mengubah nama China Airlines menjadi Taiwan Airlines juga sudah diluncurkan sejak dua bulan lalu, dan telah mendapatkan lebih dari 50.000 dukungan. Selain Taiwan Airlines, nama Formosa Airlines dan Yushan Airlines juga menjadi pertimbangan untuk menggantikan China Airlines.

Menanggapi isu ini, Menteri Transportasi Taiwan Lin Chia-lung mengaku terbuka untuk mengganti nama China Airlines. Namun, keputusan besar ini juga harus melibatkan persetujuan dari pemangku usaha di samping masyarakat umum. Di sisi lain, Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang memberi tanda-tanda bahwa perubahan ini tidak akan datang dalam waktu dekat. Alasannya, penggantian nama maskapai penerbangan akan memengaruhi hak terbang dan banyak faktor lainnya.

Pengamat menyebutkan bahwa maskapai yang mengganti namanya harus menandatangani kembali berbagai perjanjian penerbangan dan pakta penerbangan dengan banyak negara. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk mengganti logo pesawat, mengecat ulang pesawat dengan nama baru, dan mengubah Kode Asosiasi Pengangkutan Udara Internasionalnya. Selain itu, pemerintah Taiwan juga perlu memperhitungkan risiko kehilangan sebagian rute penerbangan internasionalnya karena tekanan dari Cina.

Di waktu yang sensitif seperti saat ini, langkah ekstrem berupa penghapusan kata China pada badan pesawat dapat menimbulkan gejolak politik. Cina sendiri menilai langkah Taiwan membagi-bagikan bantuan medis sebagai tindakan memanfaatkan situasi untuk mempromosikan independensi dan kepentingan politiknya. Untuk saat ini, Su Tseng-chang hanya menyarankan agar China Airlines memperbanyak simbol-simbol Taiwan di seragam maupun di kotak-kotak berisi sumbangan masker dan alat kesehatan. Su Tseng-chang juga memuji slogan yang dituliskan China Airlines pada kotak-kotak tersebut, yang berbunyi Taiwan Can Help.

Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here