Ketahui 7 Mitos Salah Mengenai Cara Memesan Tiket Pesawat

Tiket pesawat murah merupakan hal yang selalu menjadi incaran banyak pelancong. Pasalnya, bila berhasil mendapatkannya, mereka dapat menggunakan anggaran perjalanan untuk keperluan lainnya, entah untuk memesan tur sehari ke tempat wisata populer, atau membeli suvenir untuk untuk oleh-oleh.

Namun, dengan banyaknya situs web yang menawarkan harga rendah dan maskapai penerbangan yang membombardir konsumen dengan penawaran kompetitif, sulit untuk mengetahui cara terbaik – dan paling ekonomis – untuk mendapatkan tiket termurah.

Informasi tentang kapan, bagaimana, dan di mana mendapatkan penawaran terbaik juga telah disebarkan secara daring, meskipun banyak dari gagasan yang beredar ini telah dibantah dari waktu ke waktu. Untungnya, masih ada beberapa saran bagus untuk membeli tiket pesawat murah. Berikut adalah beberapa mitos perjalanan yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memesan tiket secara daring – meskipun dengan industri yang begitu fluktuatif, kami menyarankan untuk selalu membandingkan harga tiket pesawat sebelum membelinya.

Mitos 1: Riwayat pencarian Anda dilacak oleh cookie

Para pelancong tentu tak asing dengan desas-desus bahwa maskapai penerbangan akan menaikkan harga rute tertentu bila mereka sering mencarinya di browser atau komputer yang sama. Namun, tidak ada kelompok advokasi konsumen yang menemukan bukti kalau harga tiket ditentukan secara individual melalui cookie.

Fakta: Gunakan situs-situs seperti Skyscanner dan Google Flights untuk melacak dan membandingkan harga dari berbagai agen perjalanan online (OTA).

Mitos 2: Waktu terbaik untuk memesan tiket adalah hari Selasa

Mitos ini berdasarkan pernyataan yang pernah benar bahwa maskapai penerbangan akan memuat tarif mereka ke komputer reservasi pada hari Senin. Namun, kini sistem reservasi penerbangan jauh lebih tidak terduga. Faktanya, menurut Annual Airfare Study 2019 dari CheapAir.com, tarif terendah untuk tiket yang sama rata-rata hanya berbeda satu dolar AS bila membelinya di hari lain dalam minggu tersebut.

Fakta: Ketimbang mencari tahu hari yang tepat untuk memesan tiket, sebaiknya mencari hari yang tepat untuk terbang. Selasa adalah hari terbaik untuk bepergian karena tiketnya paling murah, sementara harga tiket di hari Minggu adalah yang paling mahal. Terbang di pertengahan minggu juga bisa menjadi opsi karena biasanya menawarkan penawaran harga terbaik.   

Mitos 3: Transit Sabtu Malam untuk Tiket Lebih Murah

Di masa lalu, maskapai penerbangan menawarkan harga tiket pesawat paling rendah untuk penumpang yang rela transit lama pada Sabtu malam. Aturan ini digunakan oleh maskapai untuk membedakan pelancong bisnis dan rekreasi, serta didasarkan pada asumsi bahwa pelancong bisnis kemungkinan besar berangkat kerja di hari Minggu atau Senin, dan kemudian pulang di hari Jumat atau Sabtu.

Kecil kemungkinan bahwa pelancong bisnis rela transit Sabtu malam dan pulang keesokan paginya demi mendapatkan harga murah, karena mereka biasanya tidak membayar tiket mereka secara pribadi, dan dengan demikian, lebih loyal saat membeli tiket meskipun harganya lebih tinggi.

Fakta: Dengan banyaknya maskapai penerbangan bertarif rendah yang menawarkan tiket pesawat dengan harga yang kompetitif, aturan tersebut sudah tak berlaku lagi. 

Mitos 4: Pesan tiket pulang pergi lebih murah ketimbang satu arah

Mitos ini memang pernah benar di masa lalu. Maskapai penerbangan memberikan harga tiket pulang pergi yang lebih rendah untuk memastikan penumpang akan terbang dengan maskapai yang sama. Tetapi kini hal tersebut telah berubah, dan karena persaingan harga semakin sengit, pemesanan tiket satu arah kadang-kadang bisa lebih murah daripada tiket dua arah dengan jadwal penerbangan yang sama.

Fakta: Lakukan riset dan bandingkan harga beberapa tiket untuk penerbangan satu maupun dua arah. 

Mitos 5: Reservasi jauh-jauh hari

Anda memang dapat membeli tiket pesawat antara 8 hingga 11 bulan sebelum hari keberangkatan. Dan meskipun hal ini tampaknya logis dilakukan untuk memastikan Anda mendapatkan tiket, namun hal ini bukan berarti Anda bisa mendapatkan harga termurah.

Fakta: Menurut studi terbaru oleh QTrip, Anda akan menghabiskan sekitar 50 dolar AS lebih banyak bila membeli tiket jauh-jauh hari. Waktu terbaik untuk membeli tiket sebenarnya adalah antara empat bulan hingga tiga minggu sebelum keberangkatan – meskipun Anda mungkin memiliki lebih sedikit pilihan untuk penerbangan Anda dalam hal kursi, waktu penerbangan, dan kelas layanan.

Mitos 6: Pemesanan tiket untuk beberapa penumpang dalam satu transaksi yang sama bakal lebih murah

Sistem reservasi maskapai memudahkan calon penumpang untuk memesan lebih dari satu tiket dalam satu transaksi, dan Anda mungkin mengira kalau bakal mendapatkan harga terendah bila melakukan cara ini. Namun rupanya asumsi ini salah kaprah.

Menurut Farecompare.com, sistem reservasi maskapai memang mematok tiket dengan harga yang sama meski membelinya lebih dari satu. Namun, bila tidak ada cukup tiket untuk harga terendah yang tersedia, semua tiket akan dinaikkan harganya ke tingkat berikutnya (misalnya, dari harga tiket promo menjadi harga tiket normal).

Fakta: Cari tahu biaya per tiketnya bila melakukan pemesanan sendiri maupun bersama grup. Bila lebih murah sendiri, pesan tiket secara terpisah hingga harga tiket naik ke tingkat berikutnya. Namun perlu diingat bahwa pembelian tiket secara terpisah berarti Anda mesti siap duduk tak bersebelahan dengan teman perjalanan Anda.

Mitos 7: Skiplagging merupakan cara jitu untuk menghemat bujet

Trik ini, yang pernah digunakan oleh para pelancong yang mau melanggar peraturan demi mendapatkan diskon besar, bukanlah hal baru. Praktik yang dikenal dengan skiplagging ini memungkinkan pelancong untuk sampai di kota tujuan dengan membeli tiket transit. Misalnya, bila ingin berangkat dari Chicago ke New York, pelancong yang menggunakan praktik skiplagging akan membeli tiket Chicago-New York-Bangor (Maine) yang lebih murah. Mereka tinggal turun di New York dan tidak naik ke penerbangan berikutnya. Aplikasi Skiplagged bahkan secara khusus dibuat untuk membantu pelancong melakukan trik ini.

Fakta: Meskipun ini terdengar cukup logis, dan Anda telah membayar tiket tersebut meski tidak melanjutkan penerbangan hingga destinasi akhir, maskapai penerbangan kehilangan pendapatan ketika kursi yang dibeli tidak terisi – dan sebagian besar maskapai penerbangan memiliki aturan yang tidak mengizinkan jenis perjalanan ini dalam kontrak pengangkutan mereka. Jika ketahuan, mereka dapat membatalkan penerbangan Anda secara hukum atau mengancam akan mengambil akun frequent flier Anda.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here