Hindari GBK yang Ramai, Lari Saja di 3 Taman Kota Ini

Taman Lapangan Banteng

Dulu, taman kota di Jakarta jarang dikunjungi karena rupanya yang kurang menarik, tidak dilengkapi sarana memadai, bahkan beberapa di antaranya identik dengan hal negatif. Berkat proyek revitalisasi, Jakarta kini miliki ruang terbuka hijau (RTH) yang ramah pengunjung dan dijadikan tempat berolahraga.

Mereka yang enggan lari di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang ramai, dapat memilih taman kota yang asri dan menyenangkan. Dikelilingi tanaman hijau dan pepohonan, taman kota dilengkapi jalur lari/jogging yang mulus.

Inilah tiga taman kota di Jakarta yang cocok untuk lari santai yang aman dan nyaman di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi.

1. Taman Lapangan Banteng

Sebagai bagian dari proyek revitalisasi RTH, wajah Taman Lapangan Banteng di Pasar Baru, Jakarta Pusat, berubah menjadi sudut menyenangkan di Jakarta. Masyarakat ibu kota kini menjadikannya sebagai spot baru untuk olahraga, bersantai di tepi danau, tempat bermain anak, bahkan sebelum pandemi terdapat pertunjukan Air Mancur Menari tiap akhir pekan.

Kini, taman kota terluas kedua di Jakarta ini dijadikan arena olahraga warga ibu kota. Di sini, terdapat trek lari yang terletak di sisi timur laut taman. Opsi lain, kamu dapat menjajal area sekitar Monumen Pembebasan Irian Barat untuk berlari, bahkan para pesepeda juga dapat memanfaatkan jalur ini.

Taman Lapangan Banteng

Tak jarang sejumlah pelari memanfaatkan sebelas undakan di amfiteater untuk menambah rintangan saat berolahraga. Di sini juga terdapat tempat untuk bermain basket yang dapat dimanfaatkan pengunjung.

2. Taman Cattleya

Dulunya, Taman Cattleya terlihat suram, tidak terawat, dan identik sebagai tempat mesum. Kini, taman yang namanya diambil dari salah satu genus tanaman anggrek ini menjadi oasis di kawasan Tomang yang riweh.

Sejak 2013 lanskap taman ini mulai diperbaiki, berubah nama dari Taman Tomang menjadi Taman Cattleya. Berdiri di lahan seluas tiga hektar, tepat di seberang Mal dan Apartemen Taman Anggrek, Taman Cattleya merupakan sarana olahraga yang menyenangkan di Jakarta Barat.

Taman Cattleya (Foto: Instagram @temantaman.jkt)

Taman Cattleya memiliki trek jogging dari conblock, dengan beberapa jalur berundak. Kontras dengan suasana di luar, pemandangan di taman dihiasi ratusan pohon rindang, tanaman hias, dan danau buatan. Memang Taman Cattleya menyenangkan untuk duduk bersantai di salah satu kursi tamannya, namun sesuai aturan di masa PSBB Transisi, pengunjung dilarang menggunakan fasilitas tempat duduk selama masa kunjung.

3. Taman Tabebuya

Dibanding dua taman di atas yang lebih familier, Taman Tabebuya terasa asing. Sebenarnya taman seluas 9.626 meter persegi ini sudah ada sejak 2011, yang berlokasi di Jalan Muhammad Kahfi No. 1, Ciganjur, Jakarta Selatan.

Dinamakan tabebuya karena merujuk pada pohon tabebuya yang ditaman di sini. Tanaman asal Brasil ini cantik dengan bunga berwarna merah muda, mirip sakura dan hanya mekar saat pertengahan hingga akhir musim hujan.

Taman Tabebuya (Foto: Instagram @temantaman.jkt)

Dengan suasana yang asri dan rindang, Taman Tabebuya menjadi lokasi favorit mereka yang gemar lari/jogging. Taman yang sering disebut juga Taman Angsa Ciganjur, memiliki trek lari/jogging yang mulus dan beberapa berupa jalur conblock. Jalur ini juga dapat dimanfaatkan pesepeda, sedangkan di sisi lain terdapat lapangan bulu tangkis.

Sebelum pandemi, Taman Tabebuya sering didatangi pengunjung keluarga karena memiliki fasilitas tempat bermain bagi anak. Di sini juga terdapat saung atau gazebo yang dimanfaatkan pengunjung yang ingin piknik. Sementara hamparan rumput yang luas sering dijadikan area untuk berlatih yoga di ruang terbuka.

Tip Berolahraga di Taman Kota

Di masa PSBB Transisi, taman kota di Jakarta yang dibuka membatasi jumlah pengunjung maksimal 25 persen dari kapasitas normal, dengan jam operasional pukul 07:00 hingga 10:00 dan pukul 14:00 hingga 17:00. Sebelum berkunjung ke RTH untuk berolahraga, ada sejumlah protokol yang wajib dipatuhi pengunjung, antara lain:

  • Mengunjungi RTH yang berlokasi dekat rumah.
  • Mengisi daftar hadir di taman.
  • Wajib mengenakan masker selama berada di RTH.
  • Mencuci tangan secara rutin dan membawa hand sanitizer.
  • Menjaga jarak aman dengan pengunjung lain minimal dua meter.
  • Tidak berkunjung dalam kondisi sakit atau suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius.
  • Pengunjung berusia di atas 60 tahun, anak-anak (hingga usia sembilan tahun), ibu hamil, memiliki penyakit bawaan (diabetes, jantung, gagal ginjal, gangguan pernapasan) atau komplikasi tidak diperkenankan masuk.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya
  • Tidak menggunakan fasilitas bermain anak, olahraga, dan tempat duduk.
  • Mengikuti arah tempuh yang sudah ditentukan. Pengunjung diharapkan selalu bergerak, tidak duduk, berkumpul, dan berkerumun.
  • Tidak menggunakan kendaraan sepeda motor/mobil dan dilarang parkir di area RTH.

Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here