Gowes Off-road Menuju Danau Bekas Tambang Dekat Tangsel

Kamu yang sedang asyik-asyiknya menikmati kegiatan bersepeda di tengah pandemi, mungkin ingin mencari trek seru yang lebih menantang. Bosan menjajal jalanan ibu kota? Cobalah keluar jalur dan susuri pinggiran Jakarta. Menggunakan gravel bike, yaitu sepeda yang mumpuni di jalanan gravel (kerikil/tanah), ciptakan petualangan menikmati alam tanpa perlu bepergian jauh.

Salah satu rute sepeda yang cocok bagi pengendara sepeda gravel adalah Danau Cisawang, yang terletak di Kampung Cisawang, Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur. Lokasi tepatnya berada dekat Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPITEK) di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.

Foto: Dok. Instagram @ksr_official_2020

Dulunya, kawasan ini berupa perkampungan yang kaya akan batuan kapur dan pasir cadas. Warga setempat mengubahnya menjadi area tambang, namun menghentikan kegiatan operasionalnya sekitar lima tahun lalu. Perubahan lanskap terjadi seiring berjalannya waktu, di mana terbentuk cekungan di antara tebing-tebing cadas. Lama kelamaan cekungan terisi air hujan dan resapan Sungai Cisadane, mengubahnya menjadi danau berwarna hijau, seperti danau alami.

Selama ini lokasi Danau Cisawang hanya diketahui warga setempat. Kini, para pesepeda mulai menjajal trek sukar yang berbatu dan belum diaspal untuk mencapainya. Bagi mereka yang baru mulai mengendarai sepeda gravel, rute menuju Danau Cisawang ideal untuk meningkatkan kemampuan bersepeda off-road. Namun utamakan keselamatan, terutama saat bersepeda di musim hujan yang dominan dengan trek licin dan berlumpur.

Lintasi Kampung dan Sungai

Kamu dapat memulai perjalanan dari kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City, yang nantinya diteruskan melewati Kampung Nawing, Sungai Cisadane, Desa Pabuaran, dan berakhir di Danau Cisawang. Dengan total tempuh sekitar 20-an kilometer (pp), pesepeda dapat mengikuti peta digital di ponsel untuk menjajal jalur menantang dengan pemandangan pemukiman penduduk dan perkebunan ini, termasuk menyeberangi Sungai Cisadane menggunakan rakit.

Foto: Dok. Instagram @gowestangsel

Sepanjang Sungai Cisadane banyak ditemukan rakit yang biasa dimanfaatkan warga setempat untuk menyeberang antara Desa Pabuaran dengan Desa Sukamulya. Alih-alih memutar lewat jalan raya, menyeberang dengan rakit dapat memangkas jarak hingga lima kilometer. Pesepeda yang ingin ke Danau Cisawang dapat menggunakan transportasi tradisional ini dengan ongkos Rp5.000 sampai Rp10.000 sekali jalan.

Tiba di Danau Cisawang, pesepeda dapat beristirahat di warung sederhana yang menjajakan kopi dan mi instan. Tidak ada tiket masuk yang dibayar, cukup nikmati lanskap buatan yang kini ramai di media sosial ini. Jika datang di pagi hari, suasana lebih tenang dan belum banyak pesepeda lain yang meramaikan area sekitar danau sedalam tujuh meter ini.

Foto: Dok. Instagram @dimz.motret

Danau Cisawang terlihat menjanjikan sebagai objek wisata untuk rekreasi dan olahraga. Saat ini belum ada pengembangan bangunan pendukung wisata, baru terdapat warung makan dan jasa penyewaan getek untuk melintasi danau. Rencananya Danau Cisawang akan dijadikan tempat budidaya ikan, peternakan bebek, dan perkebunan serai wangi, yang bertujuan untuk membangun ekonomi warga Pabuaran dan sekitarnya.

Teks: Priscilla Picauly | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here