Bertemu Tiga Kera Bijak di Toshogu Shrine

Pernah mendengar ungkapan “jangan melihat kejahatan, jangan mendengar kejahatan, dan jangan mengucapkan kejahatan” (“see no evil, hear no evil, speak no evil”)? Kata-kata ini biasanya muncul bersama gambar tiga kera yang sedang duduk dalam satu baris, dengan masing-masing menutup mata, mulut, dan telinga mereka.

Shinkyusha (Sacred Stable)

Tak banyak yang tahu kalau pepatah terkenal asal Jepang dengan gambar tiga kera ini pertama kali dipopulerkan di Toshogu Shrine di kota Nikko, Prefektur Tochigi, pada abad 17. Di dekat pintu masuk, tepatnya di bawah atap salah satu bangunan bernama Shinkyusha (Sacred Stable), terdapat ukiran tiga kera yang dikenal oleh penduduk setempat sebagai sambiki saru atau tiga kera mistis.

Ukiran tiga kerja bijak yang terkenal

Ukiran kera ini merupakan bagian dari ukiran lainnya yang menghiasi kandang kuda tersebut dan masing-masing mewakili kehidupan manusia. Konon, kera sendiri telah dianggap sebagai penjaga kuda sejak zaman kuno, sehingga tak heran bila ukiran kera ini dapat dijumpai di sini.

Ukiran gajah di Kamijinko (Upper Sacred Storehouse)

Meski ada ukiran lainnya yang tak kalah menarik di dalam kompleks kuil ini, termasuk ukiran gajah yang dibuat oleh pemahat yang tak pernah melihat hewan tersebut secara langsung dan hanya mengukirnya berdasarkan imajinasi – ukiran tiga kera bijak ini tetap menjadi ukiran paling terkenal di kuil ini.

Tangisan Naga dan Kucing Tidur

Toshogu Shrine sendiri merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Tokugawa Ieyasu, pendiri Keshogunan Tokugawa yang memerintah Jepang selama lebih dari dua abad hingga 1868. Meski awalnya mausoleum, kompleks tersebut diperluas oleh cucu Ieyasu, Iemitsu, pada paruh pertama tahun 1600-an. Terletak di tengah hutan yang indah, kompleks kuil ini memiliki lebih dari sepuluh bangunan yang berhiaskan ukiran kayu dan daun emas yang tak terhitung jumlahnya. Tampak mewah, bangunan ini memang tampil berbeda dibanding kuil-kuil lainnya di Jepang yang lebih mengutamakan kesederhanaan.

Pagoda dekat pintu masuk Toshogu Shrine

Meski terkenal dengan ukiran tiga kera bijaknya, biasanya yang menarik perhatian pengunjung saat pertama kali menginjakkan kaki di kompleks kuil ini adalah pagoda bertingkat lima yang menjulang di depan pintu masuk. Pilar utama pagodanya menggantung sepuluh sentimeter di atas tanah – fitur menarik yang dipasang untuk memerangi pemanjangan dan penyusutan kayu dari waktu ke waktu. Bagian dalam pagoda hanya dibuka secara berkala untuk pengunjung dengan biaya di luar tiket masuk.

Yomeimon Gate, salah satu struktur bangunan dengan detail paling rumit di Jepang

Dari sini, pengunjung akan melalui beberapa bangunan penyimpanan, termasuk Shinkyusha yang memiliki ukiran tiga kera bijak, sebelum melewati Honjido Hall di samping kiri Yomeimon Gate. Di dalam aula, tepatnya di langit-langitnya, pengunjung dapat melihat lukisan besar “Crying Dragon”, yang dinamakan demikian karena suara dering yang keras dan jernih dapat terdengar ketika dua potong kayu ditepukkan langsung di bawah kepala naga.

The Crying Dragon (flickr.com/photos/andylaurel)

Jangan lewatkan pula bangunan utama kuil tersebut, yang terdiri dari ruang doa dan terhubung dengan aula utama di belakangnya. Aula-aula ini didedikasikan untuk Ieyasu dan dua tokoh paling berpengaruh lainnya dalam sejarah Jepang, yakni Toyotomi Hideyoshi dan Minamoto Yoritomo. Pengunjung boleh memasuki gedung yang penuh ornamen ini, namun tidak diperbolehkan mengambil foto maupun video.

Ukiran Nemurineko di Sakashitamon Gate

Di sebelah kanan bangunan kuil utama terdapat Sakashitamon Gate dengan ukiran Nemurineko (kucing tidur) yang terkenal. Dari sini, pengunjung dapat menaiki sejumlah anak tangga yang menanjak selama sekitar lima menit melalui hutan untuk mencapai mausoleum Ieyasu.

Mausoleum Ieyasu

Akses: Dari Tokyo Station, Anda dapat naik JR Shinkansen menuju Utsunomiya Station selama 50 menit, kemudian berganti ke JR Nikko Line menuju Nikko Station atau Tobu-nikko Station selama 43 menit.

Opsi lainnya adalah naik JR Joban dari Tokyo Station menuju Kita Senju Station selama 15 menit, kemudian naik kereta Tobu Spacia atau Tobu Liberty (2.750 yen) ke Nikko Station atau Tobu-nikko Station selama 95 menit. 

Setibanya di Nikko Station atau Tobu-nikko Station, naik Tobu World Heritage Sightseeing Bus menuju Omotesando Bus Stop selama 8 menit dengan tiket satu arah 300 yen. Toshogu Shrine beroperasi tiap hari pukul 08:00 hingga 17:00 (tutup pukul 16:00 mulai November hingga Maret). 

Kunjungan ke Toshogu Shrine dapat dipadukan dengan wisata ke Kegon Falls yang juga terletak di Nikko.

Teks: Melinda Yuliani

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here