Walau mungil, Solo memiliki daya tariknya tersendiri sebagai destinasi wisata. Kota ini memiliki banyak bangunan tua yang memanjakan mata dan cocok untuk berburu foto dengan latar ciamik.
Menariknya lagi, banyak bangunan tersebut yang letaknya berdekatan, sehingga bisa dicapai dengan bersepeda. Kalau belum pernah ke Solo, kamu bisa mengawali perjalanan dari Keraton Surakarta Hadiningrat yang merupakan landmark kota.
Bernuansa warna putih dan biru, keraton yang tampak ikonik dengan arsitektur paduan Jawa-Eropa ini tak hanya masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan, namun juga menyimpan berbagai koleksi penting, termasuk hadiah pemberian dari raja-raja Eropa, pusaka keraton, dan gamelan.
Kalau penasaran, kamu bisa masuk ke dalam museumnya. Harga tiketnya terjangkau, yakni Rp15.000 per orang. Hanya saja, kamu mesti memerhatikan jam operasionalnya, yakni tiap Senin-Kamis pukul 09:00-14:00 dan Sabtu-Minggu pukul 09:00-16:00. Hari Jumat libur.
Dari keraton, kamu bisa melanjutkan gowes ke Benteng Vastenburg. Dibangun 1745, benteng peninggalan Belanda ini sempat dibiarkan terbengkalai hingga penuh semak belukar sejak 1980-an, sebelum akhirnya direstorasi beberapa tahun lalu sehingga jauh dari kesan suram. Kini, facade bangunan bercat putih tersebut sering digunakan untuk pemotretan.
Puas berfoto, kini saatnya ke Pasar Gede untuk berburu kuliner. Pasar induk terbesar di Solo yang didirikan pada 1923 ini merupakan surganya kuliner tradisional yang legendaris, dari nasi liwet, tengkleng, timlo, hingga tahok, gempol pleret, dan es dawet telasih. Kalau gowes pagi-pagi, kamu bisa sekalian merapat ke sini untuk sarapan.
Usai berkeliling pasar, kayuh kembali sepedamu untuk menuju bungker peninggalan Belanda di Kompleks Balai Kota Solo, tepatnya di bawah Gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Diperkirakan dibangun tahun 1800-an, bungker ini diyakini digunakan kolonial Belanda sebagai tempat penyimpanan uang atau ruang pertahanan. Dibuka untuk umum secara gratis, kamu bisa berfoto di dalam bungker ini dengan cahaya matahari yang menerobos lubang ventilasi di atasnya.
Akhiri aktivitas gowes dengan menuju Pura Mangkunegaran. Istana kediaman keluarga kerajaan Mangkunegaran ini juga dibuka untuk umum, sehingga pengunjung dapat berkeliling area di dalamnya bersama pemandu.
Uniknya lagi, tiap hari-hari tertentu, yakni Rabu dan Sabtu antara pukul 10:00 hingga 12:00, pengunjung bisa melihat kegiatan latihan tari dan karawitan. Hanya saja selama pandemi, kompleks istana hanya dibuka dari pukul 10:00 hingga 13:00 saja. Tiket masuknya sendiri Rp20.00 per orang.
Selesai sudah kegiatan bersepeda menyusuri situs-situs bersejarah di Solo. Total panjang rute bersepeda sekitar 5,3 kilometer, dan bisa dikurangi atau ditambahkan sesuai kekuatan fisik dan stamina masing-masing.
Teks: Melinda Yuliani