Mengungkap Keterkaitan dengan Alam melalui Pameran ‘Biophilia: Shattering Illusion’

Foto: Instagram @isaart

ISA Art Gallery tengah menghadirkan pameran ‘Biophilia: Shattering Illusion’, yang menggugah kesadaran akan lingkungan serta mengundang pengunjung untuk merenungkan hubungan mereka dengan alam. Pameran ini tidak hanya sekadar memamerkan karya seni yang luar biasa, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan.

Dalam pameran ini, para seniman dari berbagai belahan dunia berkumpul untuk menghadirkan karya-karya yang memukau. Semuanya memiliki satu tujuan bersama: pelestarian planet kita melalui ekspresi kreatif yang menginspirasi.

Foto: Instagram @isaart

Dengan beragam pendekatan, mulai dari penggunaan bahan yang ramah lingkungan hingga kolaborasi dengan komunitas lokal untuk mengubah limbah non-organik menjadi barang yang bermanfaat, setiap seniman membawa perspektif uniknya dalam perbincangan global tentang kesadaran ekologis.

Salah satu seniman yang patut mendapat sorotan adalah Ines Katamso, yang karya-karyanya dipenuhi dengan rasa hormat mendalam terhadap planet ini. Melalui pengumpulan batu dan mineral untuk menciptakan pigmen sendiri, Katamso menghadirkan karya-karya yang memiliki hubungan yang nyata dengan bumi. Berbasis di Bali, karya seninya mencerminkan keindahan damai dari lingkungan sekitarnya, mengundang audiens untuk ikut serta dalam koneksi yang mendalam dengan alam.

Foto: Instagram @isaart

Seniman internasional lain yang menarik perhatian adalah Wishulada Panthanuvong dari Thailand, yang menciptakan karya-karya imajinatif dari bahan daur ulang. Karya seninya mendorong audiens untuk merenungkan jejak ekologis mereka, dengan menggabungkan tema alam dengan bahan-bahan yang tidak konvensional dalam karya seninya.

Selain itu, ada pula kolaborasi antara Ari Bayuaji dengan komunitas yang terdampak secara ekonomi di Sanur, Bali, selama awal pandemi COVID-19. Proyek seni mereka, Weaving The Ocean’, melibatkan pengumpulan jaring ikan dan tali plastik yang terbuang dari tanaman bakau di sepanjang pesisir Sanur. Inisiatif ini menyoroti ketergantungan kita pada produk plastik dan dampaknya terhadap lingkungan.

Foto: Instagram @isaart

Pameran ini juga menampilkan karya-karya dari Franziska Fennert, yang merupakan bagian dari proyek monumentalnya, Monument Anthropocene. Proyek ini bertujuan untuk mendirikan pusat budaya kreatif yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan. Dengan menggunakan batu-batu plastik, instalasi ini menyoroti pendekatan inovatif terhadap pengelolaan limbah dan daur ulang.

Seniman lain yang turut berpartisipasi dalam pameran ini adalah Arahmaiani, Arin Dwihartanto, Attina Nuraini + Evan Driyananda, Elissa Gjertson (Plastik Kembali), Eun Vivian Lee, Hedwige Jacobs, Mulyana, dan Nor Tijan Firdaus. Untuk melihat langsung karya mereka, silakan mengunjungi pameran ‘Biophilia: Shattering Illusion’ yang berlangsung hingga 1 April 2024.

ISA Art Gallery terletak di Wisma 46 Sudirman, Jl. Jendral Sudirman Kav. 1, Tanah Abang, Jakarta. Galeri ini terbuka untuk umum pada hari Selasa hingga Sabtu, mulai pukul 11:00 hingga 18:00. Info lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @isaart.id.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here