Sudah tinggal sepekan lagi Natal tiba. Sejumlah masyarakat sudah tak sabar lagi memulai liburan mereka bersama orang-orang terkasih, sementara yang lain memilih untuk melewatkannya dengan berwisata di dalam kota.
Kalau kamu, sudah punya rencana ke mana? Tak mengapa kalau belum, karena banyak aktivitas yang bisa kamu lakukan selama liburan. Selain itu, tak ada salahnya pula untuk mengunjungi destinasi dengan tradisi Natal yang unik. Siapa tahu kamu bisa mengikuti kemeriahannya sambil sekalian mengenal langsung budaya masyarakatnya yang beragam.
Berikut sejumlah daerah di Indonesia dengan perayaan Natal yang unik.
1. Papua
Barapen merupakan salah satu tradisi paling unik dan terkenal di Papua. Tradisi ini kerap digelar untuk menyambut hari besar seperti Natal sebagai ungkapan raya syukur, sekaligus untuk memupuk kebersamaan dan saling berbagi kepada sesama.
Dikenal pula sebagai Tradisi Bakar Batu, ritualnya dimulai dengan menumpuk batu di atas perapian, lalu dibakar hingga panas membara. Batu panas itu kemudian dimasukkan ke lubang yang sudah disiapkan, sebelum dimasukkan daging babi maupun sayuran dan umbi-umbian.
Susunan itu diberi daun pisang dan ilalang, ditambah batu bakar, dan ditutup lagi dengan daun pisang dan ilalang. Proses pembakaran hingga matang bisa mencapai 1 sampai 1,5 jam. Setelah hidangan siap, seluruh anggota suku akan berkumpul di lapangan tengah kampung untuk bersantap bersama.
2. Manado
Merayakan Natal, warga setempat menggelar serangkaian acara sejak awal Desember sampai puncaknya di minggu pertama bulan Januari. Selain melaksanakan misa, mereka juga mengunjungi pemakaman keluarga maupun menghias area pemakaman dengan bunga segar.
Tak ketinggalan, mereka juga turut melakukan tradisi kunci taon, yakni arak-arakan keliling kampung sambil mengenakan kostum unik seperti Sinterklas. Tradisi ini biasanya mereka lakukan sepanjang bulan Desember untuk sekaligus sebagai penanda berakhirnya tahun.
3. Yogyakarta
Di Yogyakarta, wayang kulit kerap dipentaskan untuk merayakan hari-hari besar, termasuk Natal. Uniknya, kisah yang diangkat pun merupakan kisah kelahiran Yesus. Biasanya, pertunjukan wayang kulit ini bisa disaksikan di sejumlah gereja di Yogyakarta.
Keunikan lainnya adalah para pastor atau pendeta yang memimpin misa Natal di gereja dengan menggunakan bahasa Jawa halus maupun mengenakan pakaian adat, seperti beskap dan blangkon. Mirip seperti perayaan Idul Fitri, hari Natal juga diisi dengan mengunjungi keluarga dan warga sekitar. Sementara anak-anak diberi amplop berisi uang dari para tetua.
4. Jakarta
Walau identik dengan gedung-gedung pencakar langit, Jakarta juga punya tradisi Natal yang unik di Kampung Tugu, Cilincing. Di masa lalu, kampung ini merupakan kawasan permukiman Mardijkers atau bekas tawanan perang dari kemenangan Belanda menduduki wilayah jajahan Portugis di Asia.
Walau hanya sedikit atau tidak ada darah Portugis yang mengalir di tubuh mereka, para Mardijkers ini tetap mengikuti budaya Portugis, mulai dari cara berpakaian dan bertingkah laku, hingga tradisi Natal seperti rabo-rabo yang dilakukan setelah ibadah bersama di gereja.
Diambil dari bahasa Portugis yang berarti mengekor, rabo-rabo merupakan tradisi mengunjungi rumah warga satu persatu sambil menyanyi dan menari dengan iringan musik tradisional keroncong Tugu. Di setiap rumah tersebut, mereka akan saling berciuman pipi kanan dan kiri, kemudian bernyanyi dan berjoget.
Setelah selesai beberapa lagu, mereka siap bergeser ke rumah lain. Warga yang rumahnya dikunjungi juga harus keluar rumah dan ikut mengekor dengan rombongan untuk ikut menyanyi dan menari di rumah berikutnya. Karena itu saat Natal tiba, kampung ini bakal ramai sekali.
Puncak perayaan ini adalah mandi bedak bersama. Mereka akan saling mencoret orang yang sedang berkumpul dengan bedak sebagai simbol penghapusan dosa dan saling memaafkan.
Teks: Melinda Yuliani