Mengenal Desa Todo, Bekas Pusat Pemerintahan Kerajaan Manggarai

Bila berkesempatan mengunjungi Flores, jangan hanya mengisi rencana perjalananmu dengan menyambangi deretan pantai dan pulaunya yang menawan. Setidaknya luangkan waktu untuk mampir ke desa-desa adatnya yang menyimpan kekayaan budaya.

Selain Wae Rebo yang populer, di Kabupaten Manggarai kamu bisa menjumpai desa lainnya dengan arsitektur rumah adat yang unik. Nama desa itu adalah Todo.

Di masa lalu, Desa Todo merupakan pusat pemerintahaan kerajaan Manggarai. Dalam dokumentasi sejarah mana pun, baik lisan maupun tulisan, desa ini selalu tercatat sebagai tempat lahir dan menetapnya raja-raja Manggarai. Tak heran bila ahli sejarah kerap datang kemari untuk meneliti lebih dalam tentang kerajaan Manggarai.

Foto: Instagram @ryannifsya

Akses

Terletak di kawasan Lembah Todo, akses jalan menuju desa ini lebih mudah ketimbang ke Wae Rebo. Tanpa harus perlu berjalan kaki hingga berjam-jam, kamu bisa langsung berkendara hingga sampai tujuan di desa yang terletak di Kecamatan Satar Mese Barat tersebut.

Dari Labuan Bajo, waktu tempuhnya sekitar 3,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok melintasi bukit dan lereng gunung. Sepanjang perjalanan, kamu bisa melihat hamparan bukit dan sawah hijau yang memanjakan mata.

Foto: Dok. Google Maps/Made Apong

Rumah Adat Khas Todo

Sesampainya di Desa Todo, kamu akan menjumpai jalan masuk berupa susunan batu yang tertata rapi. Jalan tersebut juga menjadi akses untuk mencapai niang mbowang, bangunan induk di Desa Todo.

Di halaman desa, kamu bisa menjumpai lima buah meriam yang konon berasal dari masa kolonial Belanda. Selain itu, tampak pula compang (tempat persembahan), makam tokoh-tokoh adat, serta waruga (tempat untuk musyawarah).

Foto: Dok. Google Maps/Farid Ridwan

Ciri khas desa ini adalah keberadaan niang todo, rumah panggung berbentuk kerucut dan beratap ijuk. Arsitekturnya hampir sama dengan rumah adat Manggarai pada umumnya. Bila bagian kerucutnya dibuka, tampak kerangka yang bentuknya mirip jaring laba-laba.

Di sekitar bangunan utama ini terdapat pula empat rumah adat lainnya. Bentuknya menyerupai bangunan induk, hanya saja ukurannya lebih kecil. Dua rumah di sisi timur dinamai niang rato dan niang lodok, sementara dua rumah lain di sisi barat disebut niang wa/keka dan niang teruk.

Foto: Dok. Google Maps/Thomas Bernard

Dengan seizin warga setempat, kamu bisa mengintip bagian dalam rumah-rumah adat di desa ini. Kamu bahkan bisa melihat salah satu pusaka khasnya, yakni gendang. Konon, gendang tersebut bukan dibuat dari material sembarangan, melainkan dari kulit wanita sakti yang dulunya diperebutkan oleh tiga kerajaan.

Di waktu-waktu tertentu, kamu juga bisa menyaksikan tari caci, tarian perang khas suku Manggarai, maupun ritual wajo mora yang digelar untuk menghormati para leluhur. Dengan beragam atraksi budaya yang menarik di Desa Todo, pastikan untuk mengunjunginya saat ke Manggarai.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here