Menelusuri Gua Kiskendo, Situs Bekas Pertapaan di Kulonprogo

Hamparan perbukitan yang ada di Kulonprogo tak hanya menawarkan sejumlah lokasi terbaik untuk menyaksikan keindahan matahari terbit maupun terbenam. Di sana pula terdapat gua-gua unik yang menarik untuk ditelusuri.

Sebut saja Gua Kiskendo yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Kulonprogo dengan Purworejo, atau tepatnya di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo. Dari pusat kota Yogyakarta, kamu bisa mencapainya dengan berkendara selama satu jam.

Pertama kali ditemukan dua abad lalu, gua sepanjang 1,5 kilometer di dalam Bukit Menoreh ini awalnya dimanfaatkan oleh pertapa pada masa itu untuk mencari ketenangan batin. Belakangan, gua tersebut mulai dilirik oleh pemerintah setempat untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata andalan Yogyakarta.

Gua Kiskendo memang menarik untuk ditelusuri, bahkan untuk wisata non-religi. Pasalnya, gua ini tak hanya menyuguhkan keindahan di dalamnya, namun juga memiliki kisah menarik untuk diceritakan.

Di dekat mulut gua, kamu akan disambut dengan relief dalam ukuran besar yang terpahat pada dinding batu. Relief tersebut mengisahkan pertempuran antara kakak beradik berkepala kerbau dan sapi yang bernama Mahesasura dan Lembu Sura melawan manusia kera bernama Subali.

Dalam epos Ramayana, Kiskendo adalah nama kerajaan tempat Mahesasura dan Lembu Sura berkuasa, sekaligus medan pertempuran mereka melawan Subali. Saat itu, meski Subali menang, ia terkurung dalam gua karena Sugriwa, adiknya, yang sedang menunggu di luar gua mengira kakaknya sudah meninggal dan menutup pintu masuk gua.

Subali baru bisa keluar setelah menjebol langit gua sejauh 800 meter dengan ajian Pancasona miliknya. Singkat cerita, kakak beradik Subali dan Sugriwa pun akhirnya bertarung karena salah paham di antara keduanya.

Namun, Subali gugur dalam pertarungan tersebut karena Sugriwa saat itu telah mengadakan perjanjian dengan Rama untuk saling menolong. Rama berjanji akan membantu Sugriwa melawan Subali, sementara Sugriwa akan membantu Rawa untuk melawan Rahwana.

Foto: Instagram @bambangwahyu15

Kisah pertempuran di Kiskendo ini menjadi menarik karena erat hubungannya dengan kisah Rama yang bertualang menyelamatkan Sita. Ditemani pemandu, kamu bisa mendengarkan paparan kisah tersebut secara lengkap, selain mendapatkan gambaran seperti apa pertempuran itu.

Tak hanya itu, kamu bisa melihat langsung sejumlah situs pertapaan yang ada di sana, dari Spranji yang paling dekat dengan pintu masuk gua, hingga Tledek, Santri Tani, Padasan, Semelong, Seterbang, Lumbu Kampek, dan Sekandang yang paling jauh.

Foto: Instagram @upiecupi

Untuk memasuki gua ini, kamu hanya perlu memakai helm dan membawa senter ataupun mengenakan headlamp sebagai penerangan. Di dalam, jalurnya sudah dialasi beton, sehingga aman untuk dilalui. Sembari menyusuri gua, kamu bisa mengagumi stalaktit eksotis yang menghiasi langit-langitnya.

Bila tertarik menyusuri Gua Kiskendo, kamu hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp6 ribu per orang, di luar biaya parkir kendaraan dan jasa pemandu. Di lokasi sudah disediakan area parkir yang luas, warung, wahana bermain untuk anak, maupun amfiteater yang digunakan untuk mementaskan tarian kolosal Sugriwa-Subali.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here