Plus Minus Menggunakan Trekking Pole, Wajib Tahu Nih!

Trekking pole merupakan salah satu perlengkapan yang umum dipakai kebanyakan pendaki untuk membantu melalui medan yang sulit, seperti tanjakan curam ataupun jalur berbatu.

Meski demikian, masih banyak pendaki pemula yang ragu untuk membelinya karena sejumlah opini yang bertentangan tentang penggunaan trekking pole tersebut – ada yang menerima, sementara yang lain menolak.

Karena itu, sebelum memutuskan untuk membelinya, kamu bisa mencari tahu lebih dahulu kelebihan maupun kekurangan dari trekking pole untuk aktivitas pendakian.

Kelebihan

  1. Meminimalkan stres pada persendian

Bila kerap merasakan nyeri pada lutut setelah mendaki di medan yang curam, coba gunakan trekking pole. Alat ini dapat dapat meredam guncangan saat melangkah, terutama di medan menanjak dan menurun.

  1. Melatih tangan

Kecuali pendakiannya cukup ekstrem yang mengharuskan menggunakan tangan untuk memanjat bebatuan atau menerobos semak-semak rapat yang menutupi jalur, kamu barangkali tak akan banyak menggunakan tangan saat mendaki.

Trekking pole dapat memberikan latihan pada lengan dan membantu menjaga agar tangan tidak bengkak saat naik ke ketinggian. Pasalnya, membiarkan lengan diam di samping tubuh dapat menyebabkan sirkulasi tubuh yang buruk, sehingga jari, tangan, dan pergelangan tangan bisa membengkak.

  1. Menjaga keseimbangan

Trekking pole dapat membantu menjaga keseimbangan tubuh saat melintasi aliran air yang bergerak cepat, melewati padang salju dan lapisan es, menyusuri punggung bukit yang sempit, ataupun melalui jalur yang menanjak atau menurun di medan yang licin, seperti pasir dan kerikil. Tak hanya itu, trekking pole juga dapat digunakan untuk membantu tubuh tetap berdiri tegak saat melawan angin kencang.

  1. Membantu menjauhkan diri dari hewan liar

Ada kalanya saat mendaki, kamu akan menjumpai hewan liar yang menghuni kawasan tersebut. Kamu bisa membenturkan trekking pole ke batu atau pohon dan membuat suara keras untuk menakuti hewan tersebut. Bila ukurannya besar, kamu bisa melambaikan trekking pole di atas kepala untuk membuat tubuh tampak lebih besar dan mencegah hewan tersebut mendekatimu.

  1. Mengetes medan yang ada di depan mata

Tak mudah untuk menentukan seberapa dalam air yang akan dilalui atau seberapa tebal es pada aliran air yang membeku hanya dengan mata saja. Dengan trekking pole, kamu bisa langsung mengeceknya dan memperkirakan apakah medan yang akan dilalui aman.

Kekurangan

  1. Tak praktis

Ada kalanya kamu mesti menggunakan tangan untuk memanjat ataupun memegang tali saat mendaki. Di saat seperti itu, trekking pole harus disimpan di dalam ransel, untuk kembali dikeluarkan setelah melalui medan yang sulit tersebut.

Bila hal ini terjadi satu-dua kali tentu masih wajar, namun sangat merepotkan bila trekking pole tersebut harus terus disimpan dan dikeluarkan dari ransel. Belum lagi bila kamu ingin memotret suatu objek dengan cepat, trekking pole tersebut dapat membatasi gerak tangan.

  1. Beban tambahan

Beberapa pendaki hanya menggunakan trekking pole saat melalui medan yang menanjak ataupun menurun. Hal ini berarti trekking pole tersebut akan terus disimpan di tas selama sisa pendakian, dan menjadi beban ekstra.

  1. Relatif mahal

Trekking pole yang kualitasnya baik dijual dengan harga yang cukup mahal, yakni di kisaran Rp600 ribu hingga Rp2 juta. Karena itu, banyak para pemula yang baru mulai mendaki, atau mereka yang anggarannya terbatas, enggan membeli trekking pole dan lebih memilih untuk menghabiskan bujet liburan mereka ke hal lain.

  1. Tak selalu ramah LNT (Leave No Trace)

Material carbide pada ujung trekking pole dapat meninggalkan bekas yang tak enak dipandang, seperti menggores batu di jalur pendakian. Hal ini tentu bertentangan dengan prinsip LNT (Leave No Trace) untuk hanya meninggalkan jejak kaki saja.

Cara Memilih Trekking Pole yang Tepat

Bila akhirnya memutuskan untuk membeli trekking pole, berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

  1. Bahan

Trekking pole dengan bahan carbon fiber yang ringan kerap dipilih oleh para backpacker ataupun pendaki yang hanya menggunakan trekking pole tersebut ketika menghadapi medan yang sulit.

Bahan ini sendiri cukup kuat, meski tak sekuat aluminium. Kalau kamu merupakan tipe pendaki yang sangat bergantung pada trekking pole untuk menjaga keseimbangan, sebaiknya tak memilih yang berbahan carbon fiber karena bisa patah.

Selain itu, karena carbon fiber sangat ringan dan membutuhkan proses pembuatan yang rumit, harganya jauh lebih mahal dari aluminium.

Sementara itu, trekking pole dengan bahan aluminium lebih dapat diandalkan dan cenderung lebih terjangkau ketimbang yang berbahan carbon fiber. Namun, tiang jenis ini lebih berat, dan bila kamu lebih banyak menyimpannya di tas, sebaiknya pilih yang berbahan carbon fiber.

  1. Bahan pegangan

Bahan dari gabus merupakan bahan terbaik untuk pegangan pada trekking pole karena nyaman, tahan lama, dan berpori, sehingga dapat menyerap keringat dari tangan dan mencegah lecet. Hanya saja, harganya cenderung lebih mahal dari bahan pegangan lainnya.

Kebanyakan, trekking pole menggunakan bahan dari gabus atau karet yang harganya lebih terjangkau. Namun, sebaiknya hindari yang berbahan karet karena sulit digenggam bila sedang berkeringat dan cenderung menyebabkan lecet pada tangan.

  1. Desain

Telescopic pole cocok untuk yang senang menyesuaikan ketinggian trekking pole sesuai medan yang akan dilalui, selain berguna bila berencana menggunakannya sebagai tiang tenda.

Sementara trifolding pole merupakan desain yang paling ringan dan ringkas, dan cocok untuk mereka yang kerap bepergian dengan pesawat karena bisa dilipat hingga cukup kecil untuk muat di kabin.

  1. Ukuran

Sangat penting untuk memiliki trekking pole dengan ukuran yang tepat agar bisa sepenuhnya memanfaatkan alat tersebut saat hiking.

Tiang yang terlalu tinggi akan mendorong postur tubuh ke belakang dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada bahu. Sementara tiang yang terlalu pendek akan membuat tubuh condong ke depan dan bisa membuat punggung tegang.

Saat memegang trekking pole di sisi tubuh, siku harus berada pada sudut yang tepat untuk memastikan postur yang baik, serta memaksimalkan efektivitas dan kenyamanan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here