Bicara Majalengka, hal pertama yang biasanya terlintas adalah keindahan teraseringnya yang kerap disejajarkan dengan Jatiluwih di Bali ataupun Banaue Rice Terraces di Filipina. Namun tentu saja kawasan yang bersebelahan dengan Kuningan ini menyimpan banyak atraksi wisata lainnya. Sebut saja Kebun Teh Cipasung yang panoramanya tak kalah menawan.
Terletak di Kecamatan Lemahsugih, destinasi satu ini menyuguhkan indahnya hamparan kebun teh yang luas dan tampak berderet rapi menyelimuti bukit. Dari ketinggian, pemandangannya bak permadani hijau dengan pepohonan di sana sini, selain berlatar gagahnya pegunungan maupun bukit-bukit kecil di sekitarnya.
Berkat lokasinya yang berada di lereng gunung, udara di sini sejuk, selain bebas polusi, sesuatu yang jarang ditemui di kawasan perkotaan. Kamu bisa berjalan-jalan sembari menikmati keindahan lanskapnya, atau bahkan bersepeda melintasinya.
Kamu bisa mengawali gowes dari mana saja, tergantung kekuatan fisik dan stamina. Kalau kuat, kamu bisa memulainya dari pusat kota Majalengka. Dari sana, jarak tempuhnya sekitar 40 km, yang berarti kamu mesti bersepeda sejauh 80 km untuk perjalanan pergi pulang.
Opsi lainnya, kamu bisa memilih titik yang lebih dekat, seperti dari Desa Borogojol dengan jarak tempuh sekitar 4 km. Sepanjang perjalanan, kamu akan melalui medan yang terus menanjak hingga sampai di tujuan.
Sesampainya, kamu bisa mengistirahatkan kaki yang lelah sembari menikmati pemandangan sekitar, ataupun langsung mencari spot foto terbaik untuk mengabadikan keindahan Kebun Teh Cipasung. Di sisi puncaknya, kamu bisa menjumpai sebuah gardu pandang yang dapat menjadi lokasi terbaik untuk menyaksikan kebun teh tersebut dari ketinggian.
Biaya masuk kawasan kebun teh ini adalah Rp10 ribu per orang. Ada toilet dan musala, namun kurang terawat. Warung pun belum tentu buka saat kamu berkunjung, karena itu sebaiknya siapkan sendiri perbekalan yang kamu butuhkan, seperti makanan ringan maupun minuman.
Waktu terbaik berkunjung ke sini adalah pagi hari ketika langit sedang cerah. Kamu juga bisa sekalian menikmati momen matahari terbit untuk memotret warna langit yang magis. Usahakan tidak datang kesiangan untuk menghindari keramaian pengunjung. Hindari pula musim hujan, atau datang di sore hari, karena kabut bakal turun dan menyelimuti bukit, sehingga akses jalannya berbahaya untuk dilewati.
Teks: Melinda Yuliani