Hong Kong Tourism Board (HKTB) mengajak 18 seniman di Asia Tenggara untuk turut berpartisipasi dalam kampanye ‘Arts in HK with S.E.A Artists’ dengan menciptakan karya seni yang terinspirasi oleh ikon Hong Kong.
Kampanye ini merupakan perpanjangan dari ‘Arts in Hong Kong’ yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan pengalaman seni dan budaya kota yang selalu aktif dan beragam, selain menjadikan Hong Kong sebagai pusat pertukaran seni dan budaya internasional.
Seniman yang mengikuti kampanye ini tak hanya dari Indonesia, namun juga negara-negara lain di Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Koleksinya pun mencakup berbagai genre, dari lukisan, ilustrasi digital, seni pasir, tembikar, bordir, dan masih banyak lagi.
“Dengan memperkuat potensi seniman melalui inisiatif ini, kami berharap dapat membentuk dan memberdayakan seniman secara positif dalam komunitas seni lokal di wilayah tersebut,” kata Raymond Chand, Regional Director Southeast Asia HKTB.
Karya-karya dari seniman Asia Tenggara ini mengeksplorasi aspek yang berbeda dari Hong Kong. Beberapa di antaranya mengenang kerajinan tradisional seperti ukiran mahyong dan sulaman sandal, sementara yang lain tertarik akan berbagai atraksi terbarunya, seperti museum modern M+ dan West Kowloon Cultural District.
Salah satu seniman Indonesia yang menjadi bagian dari kampanye ini adalah Vina Candrawati, pelukis pasir dari Indonesia. Namanya pertama kali dikenal saat ia menjadi runner-up dalam ajang ‘Indonesia Mencari Bakat 3’, program populer yang disiarkan langsung di salah satu saluran televisi swasta Indonesia.
Menurutnya, lukisan pasir yang ia buat untuk kampanye ini terinspirasi dari kenangan masa kecilnya, seperti saat menonton serial ‘The Return of the Condor Heroes’ (1983). “Saya senang menonton film-film yang diperankan Andy Lau, dan melalui tayangan tersebut, saya belajar tentang budaya, gaya hidup, dan masakan populer di Hong Kong.”
“Tak hanya itu, serial televisi Hong Kong juga memperlihatkan pemandangan dan cakrawala kota yang luar biasa. Dari kenangan nostalgia tersebut, saya semakin ingin tahu lebih banyak tentang seni dan budaya di Hong Kong, serta ingin menemukan segala sesuatu yang baru di sana,” imbuhnya.
Seniman Indonesia lain yang menjadi bagian dari kampanye ini adalah Dinda Puspitasari dengan ilustrasi tentang dua museum terbaru di Hong Kong, Apriliyandi Tami yang menampilkan karya 3D untuk trem Ding Ding yang ikonik, dan Abel Brata yang menampilkan cakrawala Hong Kong dengan menggunakan rubik.
Kemudian, ada James Lim, Noel Lin, dan Tiffany Tan (Tiffany Lovage) dari Singapura; Anni Tai, Chong Fei Giap, Kendrick Ng, dan Kent dari Malaysia; Seatapron Korwanichakul (Painterbell) dari Thailand; Celine Tablinga, Ciara Gan, Krissie Mateo, Mela Gonzales dari Filipina; serta Thanh Hoàng dan Thủy Tiên dari Vietnam.
Kent mengungkapkan kolaborasinya dengan HKTB merupakan kesempatan yang menarik baginya karena ia mencintai budaya Hong Kong, selain Hong Kong merupakan salah satu tujuan wisata favoritnya di dunia. “Terpilih untuk kampanye ini benar-benar pengalaman yang membanggakan karena membuktikan semua kerja keras yang telah saya lakukan untuk menyempurnakan keahlian saya,” katanya.
Sementara itu, Mela Gonzales mengakui bahwa dirinya belum pernah menjadi bagian dari proyek sebesar ini. “Sudah lama sejak saya terakhir ke Hong Kong, dan saya tak sabar untuk berkunjung ke sana lagi. Saya berharap suatu hari nanti kita semua dapat berkumpul di Hong Kong untuk melihat pemandangan ikoniknya secara langsung.”
Koleksi lengkap karya seni Hong Kong dari 18 seniman Asia Tenggara dapat dilihat secara online di discoverhongkong.com/seasia/what-s-new/highlights/arts-in-hk-sea-artists.html.
Teks: Melinda Yuliani