Menikmati Indahnya Sabana di Jalur Pendakian Baderan

Gunung Argopuro merupakan salah satu gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Jawa, yang jaraknya mencapai 60 kilometer. Karena itu, pendaki membutuhkan persiapan yang matang sebelum memulai pendakian, baik dalam hal fisik dan mental, selain perlengkapan dan perbekalan.

Untuk mendaki puncaknya sendiri, ada dua jalur pendakian yang bisa dipilih, yakni via Bremi dan Baderan. Namun yang disebut terakhir ini lebih difavoritkan.

Meski aksesnya lebih sulit karena harus menumpang truk atau menyewa kendaraan dari Besuki, medan pendakiannya lebih ringan dan landai. Hal ini berbeda dengan jalur via Bremi yang langsung curam, meski lebih dekat untuk mencapai puncak.

Selain itu, pasokan air ada di jalur Baderan. Sementara di jalur Bremi tak ada sumber airnya. Porter pun bisa disewa kalau dari Baderan. Pasalnya, pendakian di Gunung Argopuro ini bisa menghabiskan empat hari.

Setibanya di base camp, kamu bisa memulai pendakian melewati perkebunan penduduk, atau memangkas waktu pendakian dengan menyewa ojek hingga sampai di pos berikutnya, Cikasur. Bila berjalan kaki, kamu membutuhkan 1,5 hari untuk mencapainya.

Sepanjang perjalanan, kamu bisa melewati hutan dengan vegetasi yang rapat, selain sabana yang ditumbuhi rumput dan bunga lavender. Selepas sabana, kamu akan kembali memasuki hutan dan menyeberangi sungai hingga sampai di Cikasur yang menyuguhkan hamparan sabana paling luas di jalur pendakian Gunung Argopuro.

Berkat keberadaan sumber air maupun keindahan pemandangannya, Cikasur menjadi salah satu tempat favorit untuk berkemah. Dari situ, kamu bisa melanjutkan pendakian menyusuri sabana ke arah kanan menuju Cisentor.

Treknya tak begitu menanjak dan hanya melintasi bukit dengan sabana yang rapat, sebelum masuk ke dalam hutan. Dari situ, kamu tinggal mendaki dua bukit dengan di sepanjang jalur banyak ditemui pohon tumbang.

Setibanya di puncak bukit, susuri lereng gunung di sisi jurang, dan teruskan hingga sampai di ujung bukit. Dari situ, kamu mesti melewati sungai lagi hingga tiba di Cisentor. Di sini, kamu bisa berkemah dengan tempat bermalam yang lebih teduh ketimbang Cikasur, selain terdapat pula sumber air.

Pendakian kemudian dilanjutkan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, melewati sungai yang sudah kering, sebelum kembali melalui padang rumput dan padang edelweiss. Setelah itu, kamu akan menyusuri sisi bukit hingga tiba di Rawa Embik.

Selepas Rawa Embik, jalurnya masih tetap menyusuri padang rumput dan melintasi punggungan bukit, sebelum tiba di padang rumput dengan jalur menuju puncak Rengganis di sisi kiri dan puncak Argopuro di sisi kanan.

Durasi menuju puncak Rengganis sekitar 15 menit, dengan pemandangan berupa lubang kawah, sabana yang merupakan jalur pendakian, dan lautan awan. Sementara durasi menuju puncak Argopuro sekitar 20-30 menit, dengan pemandangan yang tak seindah Rengganis karena tertutup pepohonan. Namun setidaknya kamu bisa berbangga karena bisa mencapai titik tertingginya.

Dari sini, kamu bisa melanjutkan turun menuju Puncak Hyang atau Arca. Kalau cuaca cerah, kamu bisa melihat indahnya Gunung Semeru, Raung, Lamongan, dan bahkan Arjuno dan Welirang. Teruskan perjalanan menuruni bukit hingga tiba di Taman Hidup. Selain Cikasur, Taman Hidup merupakan spot favorit untuk berkemah berkat sumber air yang melimpah dan pemandangannya yang menawan.

Pulangnya menuju base camp, kamu bisa memilih jalur pendakian via Bremi. Medannya berupa tanah padat yang terus menurun hingga sampai di hutan. Teruskan perjalanan hingga melewati perkebunan penduduk, dan sampailah kamu di gerbang jalur pendakian Bremi.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here