Mengenal Elevation Gain, Jumlah Tanjakan yang Dilalui Saat Beraktivitas

Para pelari atau pesepeda yang baru mulai aktif berolahraga akan menjumpai banyak istilah yang asing, salah satunya adalah elevation gain. Istilah ini kerap dijumpai di sejumlah aplikasi tracker saat sedang merekam aktivitas olahraga. Sebenarnya, apa sih elevation gain itu?

Dalam kegiatan olahraga seperti berlari dan bersepeda, elevation gain adalah total tanjakan dari awal beraktivitas hingga selesai. Elevation gain sangat menentukan seberapa berat aktivitas olahraga yang akan kita lakukan.

Coba bandingkan, bersepeda sejauh 30 km di medan mendatar dengan total elevasi hampir nol – atau bersepeda sejauh 30 km dengan total elevasi 300 meter. Tentu yang disebut terakhir lebih berat bukan? Hal ini dikarenakan tubuh akan lebih cepat lelah saat beraktivitas di tanjakan yang melawan energi gravitasi.

Makanya, saat merencanakan perjalanan olahraga, entah itu berlari, bersepeda, atau hiking, tingkat kesulitannya tidak hanya dinilai berdasarkan jarak yang ditempuh, namun juga jumlah tanjakan yang mesti dilalui.

Elevation gain ini sendiri dihitung dari elevasi saat aktivitas dimulai, lalu ditambahkan setiap kenaikan tanjakan yang ada. Misalnya, bila bersepeda dari ketinggian 100 mdpl, lalu menanjak terus hingga 600 mdpl, maka total elevasinya 500 meter.

Kalaupun jalurnya naik turun bukit, yang dihitung tetap tanjakannya saja. Misalnya, bila bersepeda menanjak sejauh 300 meter, melewati medan turunan sejauh 150 meter, lalu menanjak lagi sejauh 100 meter – maka total elevasinya adalah 400 meter.

Selain jarak dan total elevasi, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah gradien atau tingkat kecuraman suatu tanjakan atau turunan suatu jalur dalam bentuk persentase. Jalan yang datar memiliki gradien nol presen, sementara yang menanjak angkanya akan lebih dari itu.

Salah satu cara menghitungnya adalah tinggi vertikal di titik tiba dibagi dengan jarak tempuh, lalu dikalikan 100. Misalnya, ketinggian vertikal 50 meter dengan jarak tempuh 1.000 meter. Persentase gradiennya adalah 50/1000 x 100 = 5%.

Namun, lagi-lagi perlu diingat bahwa kondisi jalur di lapangan punya tingkat kemiringan yang berbeda-beda, sehingga perhitungan di atas hanyalah persentase rata-rata dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

Tingkat kesulitannya sendiri beragam, untuk 4-6 persen terbilang tanjakan ringan asalkan tidak dilakukan dalam waktu lama, 7-9 persen dianggap sangat menantang untuk pemula, dan lebih dari 16 persen adalah tanjakan yang sangat terjal untuk semua level dan bakal luar biasa melelahkan.

Di luar itu, kamu juga mesti mengetahui kondisi medan yang dilalui, apakah berupa jalur tanah berbatu atau jalan beraspal. Kalaupun jalan beraspal, apakah kondisinya halus atau tak rata. Tak hanya itu, ketinggian suatu tempat juga bisa dijadikan patokan elevasi yang akan ditempuh.

Dengan banyaknya faktor penentu ini, kini kamu bisa memahami alasan orang yang berlari atau bersepeda di medan tanjakan dan turunan bisa lebih cepat lelah meski total elevasinya tidak terlalu besar. Karena itu, mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang olahraga disarankan untuk berlatih sesekali dengan naik turun bukit atau gunung untuk membangun kekuatan otot tubuh.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here