Bikepacking ke Dieng, Jelajah Candi dan Telaga Cantik

Buat kamu para penyuka petualangan, bikepacking bisa menjadi salah satu opsi untuk bepergian saat liburan. Bermodalkan sepeda, kamu bisa berhenti di destinasi mana saja yang kamu sukai di sepanjang rute. Durasinya pun bisa kamu tentukan sendiri dan dibagi menjadi beberapa etape, tergantung kemampuan bersepeda.

Di Jawa Tengah, salah satu destinasi seru yang bisa kamu kunjungi untuk bikepacking adalah Dieng. Tergantung pilihan, kamu bisa memulai keberangkatan dari Yogyakarta, Magelang, atau bahkan Wonosobo yang lebih dekat.

Dari Wonosobo, kamu tinggal bersepeda menelusuri Jalan Dieng sejauh sekitar 30 km hingga tiba di Dieng. Semakin mendekati lokasi, medannya akan terus menanjak. Pasalnya, kawasan Dieng ini memang terhampar di ketinggian 2.000 mdpl.

Sesampainya di sana, kamu bisa bermalam dahulu bila sudah lelah bersepeda dari Yogyakarta. Sementara yang dari Wonosobo bisa langsung melanjutkan bersepeda untuk berkunjung ke destinasi pilihan. Biasanya, wisatawan yang belum pernah ke Dieng pasti memasukkan Kompleks Percandian Arjuna dalam daftar kunjungan.

Kompleks ini menyimpan sejumlah candi Hindu, termasuk Candi Arjuna yang diperkirakan sebagai candi tertua di Jawa. Tak ada arca yang terlihat di sini, karena sebagian besar peninggalan candi disimpan di Museum Kailasa demi alasan keamanan.

Setelah melihat candi-candi yang bersejarah, kamu bisa melanjutkan gowes ke Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang terletak berdekatan. Telaga Warna terkenal dengan warna airnya yang kerap berubah karena keberadaan plankton, kandungan belerang, sinar matahari, dan vegetasi di sekitar danau.

Sementara Telaga Pengilon memiliki perairan jernih dan bagai cermin, sehingga dinamai ‘pengilon’ yang dalam bahasa Jawa berarti cermin. Tak seperti Telaga Warna, air telaga ini tak mengandung belerang, sehingga aman untuk dimanfaatkan masyarakat setempat untuk keperluan sehari-hari.

Dari Telaga Warna, kamu bisa bersepeda sekitar 5 km untuk mencapai Telaga Merdada. Telaga seluas 25 hektar di Desa Karang Tengah ini merupakan telaga terluas di Dieng.

Telaga ini tidak memiliki sumber mata air, berhubung airnya berasal dari tampungan air hujan selama ribuan tahun. Itulah sebabnya di musim kemarau telaga ini kering, sehingga pengunjung dapat berjalan dengan aman di atas tanahnya yang mengeras.

Sorenya, kamu bisa bermalam kembali untuk menyiapkan fisik dan stamina sebelum menempuh jarak jauh, atau langsung pulang ke destinasi awal. Rencana perjalanan di atas juga bisa dimodifikasi sesuai kemampuan bersepedamu. Selamat bertualang di Dieng!

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here