Berburu Gerabah Cantik di Desa Banyumulek

Lain kali ke Lombok, sempatkan mampir ke Desa Banyumulek yang terkenal dengan tukang pande atau pengrajin gerabahnya untuk membawa pulang kerajinan unik sebagai penghias rumah.

Terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, atau sekitar 15 menit berkendara dari pusat kota Mataram, desa penghasil gerabah Banyumulek menyambut pengunjung dengan sebuah gapura besar berhiaskan tempayan-tempayan raksasa dari tanah liat.

Bila ditemani pemandu yang merupakan warga setempat, kamu bisa meminta mereka untuk menjelajahi desa tersebut untuk melihat berbagai kerajinan gerabah yang menawan.

Foto: Instagram @indtravel

Tak hanya itu, kamu bisa sekalian mengenal kehidupan pedesaan di wilayah Lombok Barat ini. Terakhir, jangan lupa mampir di salah satu rumah penduduk untuk belajar membuat gerabah.

Asal-usul Gerabah

Kerajinan gerabah di Banyumulek telah dimulai sejak zaman abad 17 hingga 18, ketika seorang kakek bernama Papuk Mulek menetap dan tinggal di Desa Banyumulek. Selama Papuk Mulek menetap di desa ini, ia terpikir untuk membuat wadah yang berguna dalam aktivitas sehari-hari.

Mulailah Papuk Mulek belajar membuat gentong untuk tempat air dan periuk untuk menanak nasi. Seiring makin ahlinya Papuk Mulek membuat gerabah, kerajinan ini kemudian berkembang ke arah dekorasi.

Kerajinan gerabah yang diwariskan turun-temurun oleh Papuk Mulek ini seiring waktu mengalami penambahan bentuk dan fungsi. Karena jasanya itulah, desa ini pun kemudian dinamakan Banyumulek.

Versi legenda Sasak menceritakan bahwa kerajinan gerabah berawal ketika penguasa Gunung Rinjani mengirimkan burung bernama Manuk Bere untuk menjawab kebingungan penduduk desa akan cara mengolah hasil panen.

Manuk Bere menunjukkan cara menggunakan tanah liat di sekitar desa untuk membuat panci, yang kemudian keterampilan ini diturunkan warga Sasak ke anak-cucu mereka. Walau awalnya dibuat untuk mendukung kebutuhan sehari-hari, gerabah Banyumulek yang kini dijual kebanyakan adalah untuk elemen dekorasi.

Keahlian Masing-masing

Desa Banyumulek sendiri terdiri dari beberapa dusun yang masing-masing memiliki spesifikasi keahlian dalam pembuatan gerabah. Misalnya, Dusun Dasan Tawar dan Dusun Kebon Talu merupakan penghasil gerabah berukuran kecil, sedangkan Dusun Kebon Joget menghasilkan gerabah berukuran besar.

Dusun Kebon Joget dinamakan demikian karena konon dipenuhi gadis-gadis yang pandai menari rebana. Dusun yang paling muda adalah Gubuk Baru, di mana masyarakatnya memiliki mata pencaharian yang lebih beragam. Tak hanya pengrajin gerabah, tapi juga bertani jagung.

Karena letaknya yang strategis, kunjungan ke Banyumulek dapat kamu padukan dengan rangkaian perjalanan mengeksplorasi wilayah barat Lombok, seperti Taman Narmada, Pura Mayura, Desa Sasak Bayan yang masih mempraktikkan kepercayaan Wetu Telu, atau dalam perjalanan kembali setelah trekking di Gunung Rinjani.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here