Bertualang ke Ujung Genteng, Main ke Pantai sampai Ketemu Penyu!

Pernah mendengar Ujung Genteng? Kawasan yang letaknya di Kecamatan Ciracap, Sukabumi ini terkenal dengan keindahan alamnya. Karena itu, meski lokasinya cukup jauh dari ibu kota, banyak yang datang kemari untuk menikmati kecantikannya sekaligus mencari suasana baru.

Nah, buat kamu yang ingin sekalian mengeksplorasi Ujung Genteng, namun belum ada teman jalan atau tak ada kendaraan untuk mengaksesnya, kamu bisa ikutan tur yang disediakan sejumlah operator wisata, seperti Explorer.id yang membanderol harga trip sebesar Rp300.000 per orang.

Perjalanannya dua hari, namun tanpa menginap dan keberangkatan dilakukan pukul 21:00 dari Jakarta. Nantinya di hari kedua, jadwal perjalanan akan dipenuhi kunjungan ke beberapa tempat wisata sebelum kembali ke Jakarta.

Karena itu, perjalanan ini terutama ideal untuk kamu yang hanya punya waktu di akhir pekan untuk berlibur. Kamu bisa memilih keberangkatan Jumat malam sepulang kantor. Minggu setelah trip, kamu masih punya waktu sehari penuh untuk beristirahat sebelum beraktivitas kembali keesokan harinya.

Perhentian Pertama, Curug Cikaso

Akhir pekan lalu, tim Getlost.id berkesempatan menjajal trip ini bersama Explorer.id. Perjalanan dimulai dari Jakarta pukul 21:30 dengan tujuan pertama adalah Curug Cikaso.

Durasi perjalanannya sekitar delapan jam, sudah termasuk istirahat dua jam. Akses jalan menuju curug berliku-liku, sehingga disarankan minum obat antimabuk, terutama bagi yang mudah mabuk perjalanan.

Sekitar pukul 04:00, kami sudah tiba di Curug Cikaso, namun memutuskan untuk melanjutkan tidur karena jadwal perjalanan yang padat. Beberapa peserta yang lain tampak melakukan hal yang sama, sementara yang lain memilih untuk mengisi perut di Warung Bu Mimi.

Warung yang berada di area parkir Curug Cikaso ini memang sering dituju untuk bersantap atau sekadar berganti baju usai bermain di curug.

Barulah sekitar pukul 05:30 kami beranjak dari parkiran untuk menuju Curug Cikaso. Dari Warung Bu Mimi, kami berjalan kaki sebentar, lalu menyeberang menggunakan perahu yang dikelola oleh warga lokal.

Sekadar tips, sebaiknya menggunakan sandal atau sepatu yang antiselip. Pasalnya, selama perjalanan kamu akan melalui banyak bebatuan yang bisa sangat licin di musim hujan.

Durasi perjalanan dari tempat naik kapal ke curug sendiri tak terlalu jauh, hanya sekitar lima menit. Kami melewati bagian sungai yang airnya berwarna kecokelatan, namun ketika mendekati curug, airnya berubah menjadi warna hijau. Sungainya sendiri masih asri dengan pepohonan rindang di sekelilingnya.

Sampai di pemberhentian, kami harus berjalan kaki lagi sekitar tiga menit untuk sampai ke Curug Cikaso. Setinggi 80 meter dengan lebar 100 meter, curug ini memiliki tiga curahan air yang masing-masing dinamai Curug Meong, Curug Aki, dan Curug Aseupan. Aliran airnya cukup deras, dan persis di bawahnya terbentuk kolam berwarna kebiruan yang bisa digunakan untuk bermain air.

Karena kami datang pagi-pagi sekali, suasananya benar-benar sepi dan curug tersebut serasa milik sendiri. Puas berfoto dan bermain, kamu kembali ke Warung Mimi untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.

Pantai Karang Gantungan

Melanjutkan perjalanan menuju Pantai Karang Gantungan selama sekitar satu jam, setibanya lagi-lagi kami harus menuju lokasi dengan naik perahu. Biayanya Rp25.000 per orang dengan durasi perjalanan sekitar 15 menit.

Setibanya, kami mesti melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama 10 menit melalui medan yang terus menanjak melalui padang rumput dan pepohonan kelapa. Mendekati pantai, telah tersedia tangga turun untuk mencapai hamparan pasir maupun perairannya.

Pantai cantik ini terkenal dengan lanskapnya yang mirip Tanah Lot di Bali dengan bebatuan karang yang menjorok ke lautan. Waktu terbaik berkunjung ke pantai ini adalah sebelum pukul 10:00 ketika belum pasang.

Semakin siang, airnya akan semakin tinggi dan warga setempat biasanya tidak menyarankan wisatawan untuk turun ke bawah dan bermain di pinggir pantai. Setelah beristirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Ujung Genteng.

Pantai Ujung Genteng

Dari Pantai Karang Gantungan, perjalanan menuju kemari membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Di pantai yang berpasir putih bersih ini, kamu dapat menjumpai ikan, kepiting kecil, bintang laut, rumput laut, dan bebatuan karang yang tersebar di sekitar pantai.

Sayangnya saat kami tiba, ombaknya cukup tinggi dan kami tidak diperbolehkan mendekati perairannya. Sebagai gantinya, kami menuju beberapa spot foto terbaiknya untuk memotret, sebelum menuju salah satu warung untuk mengisi perut dan menyantap berbagai pilihan menunya dengan harga yang cukup terjangkau.

Bertemu Penyu

Tanpa berlama-lama, kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir, yakni Balai Konservasi Penyu Ujung Genteng di Pantai Pangumbahan, sekitar empat kilometer jauhnya dari Pantai Ujung Genteng.

Di sini, kamu bisa melihat berbagai ukuran penyu, dari yang masih tukik hingga yang sudah dewasa. Pengunjung diperbolehkan memberi makan, memegang, dan berfoto bersama penyu. Tidak ada tarif resmi, kamu cukup memberikan donasi sukarela.

Di sore hari, petugas kerap melepas tukik ke pantai. Pengunjung tidak diperbolehkan menyentuhnya agar tidak tercium bau manusia dan tukik bisa hidup di alam bebas. Namun, kamu tetap dapat memotret atau merekam proses pelepasan ini, asal tidak menghalangi tukik yang berjalan ke arah pantai.

Karena kami di sana hanya sampai pukul 16:00, kami mesti melewatkan proses pelepasan tukik tersebut agar tak kemalaman kembali ke Jakarta. Setibanya di meeting point pukul 22:00, kami langsung melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Tertarik mengikuti trip dengan rencana perjalanan seperti di atas? Silakan kunjungi laman ini untuk info lebih lanjut.

Teks: Deslita Sibuea & Anabella Bethlea | Editor: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here