Tugu Khatulistiwa, Monumen Kebanggaan Warga Pontianak

Terletak tepat di garis khatulistiwa membuat Pontianak secara imajiner berada pada lintang nol derajat. Di kota ini jugalah kemudian dibangun Tugu Khatulistiwa pada 1928. Lokasinya di Khatulistiwa, Pontianak Utara, atau sekitar 30 menit berkendara dari pusat kota Pontianak.

Pengukuran yang dilakukan untuk pembangunan tugu saat itu tidak menggunakan alat-alat canggih, seperti satelit maupun GPS. Para ahli hanya berpatokan pada benda-benda alam, seperti rasi bintang.

Pada 2005, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengoreksi keberadaan lokasi titik nol khatulistiwa, yang ternyata bergeser sekitar 117 meter dari lokasi tugu sekarang ke arah Sungai Kapuas. Di tempat itulah kemudian dibangun patok baru yang terbuat dari pipa PVC.

Tugu Khatulistiwa sendiri awalnya berbentuk tonggak dengan anak panah, sebelum kemudian mengalami penyempurnaan dengan penambahan lingkaran pada anak panah.

Restorasi pada 1990 menambahkan sebuah kubah dengan duplikat tugu yang berukuran lima kali lebih besar di atasnya. Tugu asli sendiri kini masih bisa dilihat di ruangan dalam kubah. Karena merupakan pesona utama pariwisata Pontianak, di sekitar Tugu Khatulistiwa ini pun kemudian dibangun taman hingga ke tepi Sungai Kapuas.

Titik Kulminasi

Bila berkunjung ke Tugu Khatulistiwa pada 21-23 Maret dan 21-23 September, pengunjung dapat menyaksikan fenomena alam yang disebut Titik Kulminasi, yaitu ketika matahari berada tepat di posisi garis edarnya. Saat inilah benda tegak di tanah atau bidang datar tidak akan tampak bayangannya karena matahari sedang tegak lurus di atas kepala.

Setiap menjelang terjadinya Titik Kulminasi, di depan Tugu Khatulistiwa terdapat alat deteksi kulminasi sederhana berupa besi bulat sepanjang dua meter. Alat tersebut terhubung dengan dua rangkap kaca cembung untuk menangkap sinar matahari, yang panasnya kemudian menyulut sumbu petasan.

Ketika petasan tersulut, artinya posisi matahari satu derajat menjelang nol derajat. Dalam hitungan detik, ketika matahari tepat berada di nol derajat, tepatnya pukul 11:38 WIB, cahayanya akan dapat membakar sumbu dan meledakkan petasan.

Foto: Instagram @vivadarmaputri

Di saat itu jugalah, orang ramai-ramai mendirikan telur secara tegak di kawasan Tugu Khatulistiwa. Telur-telur tersebut dapat berdiri tegak dan tanpa bayangan.

Kulminasi matahari adalah peristiwa alam yang hanya terjadi di sejumlah negara. Selain Indonesia, fenomena ini juga terjadi di Gabon, Zaire, Uganda, Kenya, Somalia, Ekuador, Peru, Kolombia, dan Brasil.

Untuk meramaikan fenomena alam ini biasanya digelar Festival Kulminasi Matahari yang terdiri dari berbagai atraksi seni, pameran lukisan, kerajinan tangan, kuliner, panggung hiburan, dan masih banyak lagi.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here