Gowes Melintasi Jembatan Gantung Panyindangan, Sajikan Keindahan Alam Pedesaan

Foto: Instagram @biaqiashiramya

Kawasan Sumedang menawarkan destinasi alam yang tak kalah indah dengan kota-kota tetangganya di Jawa Barat. Kalau kamu suka bersepeda, baru-baru ini ada satu tempat yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Jembatan Gantung Panyindangan namanya.

Dinamakan demikian karena lokasinya tak jauh dari Dusun Panyindangan, jembatan ini menghubungkan dua desa yang ada di Kecamatan Sumedang Selatang, yakni Desa Baginda dan Desa Gunasari. Kedua desa tersebut terpisahkan oleh aliran Sungai Cihonje.

Foto: Instagram @daniel.dahni

Sepanjang 120 meter, Jembatan Gantung Panyindangan merupakan satu-satunya akses bagi warga dari kedua desa tersebut untuk mengangkut tanaman padi. Sebelumnya, jembatan tersebut hanya berupa jembatan bambu, sebelum digantikan oleh jembatan gantung yang sekarang.

Berbahan beton dan baja dengan lapisan semen serta dilengkapi tali angin sebagai penyeimbang dan papan baja sebagai pijakan, jembatan ini hanya diperuntukkan pejalan kaki, pesepeda, maupun pesepeda motor.

Foto: Dok. Google Maps/Satyadw

Walau bukan objek wisata, Jembatan Gantung Panyindangan sempat viral sebagai destinasi bersepeda. Pasalnya, pemandangan dari atas jembatan tersebut begitu asri dan menawan, dengan bentangan luas sawah hijau, aliran sungai yang jernih, maupun perbukitan dan pegunungan sebagai latarnya.

Selain memanjakan mata, udaranya pun segar, terlebih di pagi hari. Cocok untuk melepas stres dan mendekatkan diri dengan alam setelah hari-hari sebelumnya mesti berhadapan dengan polusi suara maupun udara.

Foto: Instagram @vivilimianty

Lokasinya pun tak begitu jauh dari pusat kota Sumedang, yakni sekitar 6 km via Jalan Pagarbetis dan Jalan Baginda. Tak ada tantangan berarti, karena tak ada tanjakan sama sekali dan jalurnya pun berasapal.

Mendekati lokasi, kamu akan melalui permukiman warga dengan jalur yang hanya muat dua motor. Lanjutkan perjalanan hingga kamu tiba di Jembatan Gantung Panyindangan.

Foto: Instagram @noey.oktav

Walau bisa dikunjungi kapan saja, usahakan datang sepagi mungkin untuk menghindari keramaian sekaligus menyaksikan matahari yang terbit dari balik perbukitan. Silakan membawa bekal untuk mengisi perut, dan jangan lupa untuk membawa pulang sampahnya ya.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here