Rute Sepeda Favorit di Bandung, Susuri Landmark Populer

Bandung yang punya tempat jajan dan nongkrong bersuasana unik memang tak bosan-bosannya dikunjungi oleh warga Jakarta dan sekitarnya. Ada saja atraksi baru yang selalu menarik wisatawan untuk datang berkunjung. 

Nah, kalau biasanya datang kemari untuk kulineran, tak ada salahnya untuk melakukan aktivitas lain yang seru untuk menikmati Bandung. Naik sepeda, misalnya. 

Ya, ketimbang naik mobil yang lebih melelahkan karena rawan macet di beberapa titiknya, dengan sepeda kamu bisa tinggal memutar arah bila ternyata jalur yang dipilih terlalu ramai, atau bahkan blusukan ke gang-gang kecil yang tak bisa dilalui kendaraan roda empat. 

Kota ini juga sarat sejarah, dengan bangunan tua di berbagai sudutnya. Karena itu, kamu dapat sekalian menelusuri berbagai bangunan peninggalan yang menarik, dan bahkan mampir sejenak untuk berkeliling ataupun berfoto.

Sudah mulai tertarik untuk bersepeda di Bandung namun tak tahu harus memulai dari mana? Tak perlu khawatir, kami sudah menyiapkan rute rekomendasi yang bisa kamu susuri saat gowes di Kota Kembang. Berikut detailnya. 

Alun-alun Kota Bandung – Museum KAA – Jalan Braga – Gedung Sate – Taman Lansia

Kamu dapat memulai perjalanan gowes dari Alun-alun Kota Bandung. Lokasi ini juga bisa dipilih sebagai titik temu bila berniat bersepeda bersama teman-teman yang lokasinya berlainan. 

Foto: Instagram @saltsa.azmia1

Dari sini, lanjutkan perjalanan ke Museum Konferensi Asia Afrika (Museum KAA) yang letaknya tak jauh dari sini, sekitar 250 meter jauhnya. Sesuai namanya, bangunan tempat museum ini berada merupakan lokasi berlangsungnya Konferensi Asia Afrika pada 1955. 

Disebut-sebut sebagai salah satu museum terbaik di Bandung, kamu dapat melihat kemegahan bangunannya yang bergaya Art Deco saat melintasi gedung ini.

Kalau tertarik, kamu juga dapat memasuki museum yang dibuka secara gratis untuk umum ini. Di dalam, tersedia fasilitas audio visual yang memberikan gambaran akan peristiwa bersejarah yang terjadi di Bandung ketika itu. 

Puas menjelajah museum, kamu dapat mengayuh sepeda menyusuri Jalan Braga. Jalan sepanjang satu kilometer yang membentang di pusat kota ini selalu ramai dikunjungi, terutama untuk wisata kuliner. Kendaraan pun selalu memadati area ini, terutama di malam hari.

Namun, saat pagi hari suasananya masih sepi, sehingga kamu dapat puas menyusurinya dengan sepeda sembari melihat berbagai bangunan kuno ala Eropa yang berjajar di sini. Beberapa lukisan karya seniman tampak berjajar di dinding. Di sepanjang jalan pun ditanami pepohonan yang rindang, sehingga menambah keasrian kawasan ini. 

Lanjutkan gowes melewati Jalan Merdeka dan Jalan L. L. R.E. Martadinata (Jalan Riau) sejauh 1,9 km hingga tiba di Gedung Sate. Dibangun pada 1920, kawasan di sekitar landmark kota ini terutama ramai saat Minggu pagi dengan pedagang yang menjajakan berbagai macam barang, dari pakaian, sepatu, mainan anak, tanaman, hingga makanan.

Kamu juga tak akan melewatkan bangunan ini karena bentuk atapnya yang unik, yakni dihiasi besi mirip tusuk sate dan enam buah bola. Tak heran bila gedung ini kemudian dinamakan Gedung Sate. 

Konon, enam potong “sate” yang tertusuk di atapnya itu melambangkan enam juta gulden, biaya yang dibutuhkan untuk membuat gedung yang sekarang digunakan sebagai kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat ini.

Akhiri gowes dengan menuju Taman Lansia yang terletak di belakang Gedung Sate. Kamu dapat melepas lelah setelah bersepeda dengan bersantai di taman yang asri ini, atau sekalian berpiknik di bawah pepohonannya yang rindang. 

Foto: Instagram @_hungry.belly_

Kalau tak membawa bekal, kamu dapat tinggal mampir di kedai Yoghurt Cisangkuy yang letaknya persis di sebelah Taman Lansia. Kedai yang beroperasi sejak 1976 ini tadinya hanya menjual berbagai rasa yoghurt, namun kemudian juga menjual berbagai kudapan, termasuk aneka kue basah dan kue kering. 

Total jarak tempuh untuk rute bersepeda di atas adalah 3,6 kilometer. Bila tak membawa sepeda, kamu dapat menyewa dari Boseh (Bike on the Street Everybody Happy). Lokasi peminjamannya ada di beberapa titik dan bisa dilihat di laman ini. 

Foto: Instagram @priytro

Tarif sewa sepeda Rp1.000 untuk satu jam pertama dan Rp2.000 per jam untuk jam berikutnya. Sepeda tersedia pukul 06:00 hingga 16:00 tiap harinya, dan bisa dikembalikan kapan saja, asalkan stasiunnya bisa diakses untuk pengembalian sepeda. Selama bersepeda, pastikan untuk selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan ya! 

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here