Sudah pernah merasakan sensasi berkemah di tepi tebing yang langsung menghadap lautan luas? Kalau belum, cobalah pengalaman unik ini sesekali. Tak hanya disuguhkan pemandangan cantik, kamu juga dapat mendengar suara deburan ombak yang menenangkan dan menemani sepanjang malam.
Salah satu spot yang bisa kamu coba adalah Karang Boma Cliff, sebuah tebing yang menjorok ke laut. Terletak di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Bali, lokasi yang biasa disebut sebagai Tanjung Mebelu oleh warga sekitar ini berada di ketinggian sekitar 97 mdpl. Tak heran bila kemudian spot ini juga menjadi lokasi favorit pengunjung untuk berfoto.
Selain menyuguhkan panorama alam cantik dengan garis tebing yang berpadu dengan birunya laut dan langit, dari sini jugalah kamu dapat melihat keindahan Pura Luhur Uluwatu. Pura yang berada di atas batu karang dengan tebing batu di sekitarnya dan lautan biru yang mengepungnya dapat dijadikan dalam satu frame foto lanskap yang luar biasa indah dan menakjubkan.
Kamu juga dapat menyaksikan matahari terbenam dari puncak Karang Boma Cliff. Karena pandangan terbuka ke laut lepas, pemandangan tersebut pun dapat terlihat lebih jelas tanpa terhalang apa pun. Sungguh akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan, bukan?
Fasilitas umum di kawasan Karang Boma juga sudah memadai, seperti toilet umum hingga rumah-rumah makan yang mudah dijumpai. Namun penginapan di kawasan sekitarnya belum tersedia, sehingga lokasi ini menjadi destinasi untuk berkemah. Tiket masuk kawasan ini hanya Rp10.000 per orang. Karang Boma Cliff buka setiap hari selama 24 jam.
Untuk menuju Karang Boma Cliff, kamu dapat berkendara selama 40 menit dari Kuta. Disarankan mengendarai motor karena jalur menuju puncak tebing terbilang cukup terjal, selain banyak jalan bercabang, sehingga wajib memerhatikan papan petunjuk agar tidak tersesat.
Tips Berkemah di Karang Boma Cliff
- Pilihlah waktu yang tepat, yaitu pada saat cuaca cerah.
- Persiapkan perlengkapan dan peralatan berkemah masing-masing demi menjaga kebersihan di masa pandemi.
- Berangkat sebelum petang, dan setibanya meminta izin kepada pengelola untuk mendirikan tenda.
- Selama berada di puncak harus selalu waspada akan keselamatan diri, karena lokasinya berada di tebing yang curam dan berbahaya.
- Jangan mengotori lingkungan sekitar dan tetap patuhi protokol kesehatan.
Teks: Dionesia Ika | Editor: Melinda Yuliani