Kembali Dibuka 1 Oktober, Ini Aturan Terbaru Mendaki Gunung Semeru

Kabar baik bagi para pendaki yang sudah tak sabar ingin menaklukkan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan membuka kembali jalur pendakian di Gunung Semeru secara bertahap mulai Kamis, 1 Oktober 2020. Namun, melalui akun Instagram resminya, pihak pengelola TNBTS mewajibkan para pendaki untuk mematuhi sejumlah aturan baru yang berlaku.

Di tahap awal pembukaannya, pihak pengelola tidak menyediakan pembelian tiket secara langsung. Pendaki wajib mendaftarkan diri secara daring sebelum pendakian melalui laman ini.

Jumlah pendaki pun dibatasi, yakni hanya 20 persen dari kuota normal, atau 120 orang per hari. Tak hanya itu, pendakian hanya diperbolehkan maksimal dua hari satu malam dengan batas akhir pendakian yang diizinkan adalah Kalimati.

Untuk lokasi bermalam, pendaki hanya boleh mendirikan tenda di Ranu Kumbolo dan Kalimati. Isinya hanya boleh setengah dari kapasitas normal dengan jarak tiap tenda sejauh dua meter.

Walau tak perlu melampirkan surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif, atau surat uji rapid test dengan hasil non-reaktif, pendaki wajib menyerahkan surat keterangan sehat asli dari dokter yang bertanda tangan dan berstempel basah dengan masa berlaku paling lama tiga hari sebelum pendakian. Selain itu, hanya pendaki dengan usia lebih dari 10 tahun dan kurang dari 60 tahun yang diizinkan mendaki Gunung Semeru.

Sama seperti tempat-tempat wisata lainnya, pendaki wajib melalui pengecekan suhu tubuh. Bila suhu tubuh di atas 37,3 derajat sebanyak dua kali dengan jarak lima menit, mereka dilarang mendaki.

Pendaki juga wajib menggunakan masker dan membawa cadangan minimal empat buah, membawa sabun dan hand sanitizer, serta memakai peralatan pribadi untuk berbagai keperluan, seperi peralatan makan, minum, ibadah, dan lainnya. Selama pendakian, mereka wajib menjaga jarak dengan pendaki lain, tidak membuat kerumunan, dan selalu menjaga ketertiban. Saat batuk dan bersin, pastikan juga untuk selalu menutup menggunakan tisu, masker, atau siku, serta dilarang meludah sembarangan.

Sebelumnya, aktivitas pendakian di Gunung Semeru telah ditutup pada 19 September untuk memulihkan ekosistem di jalur pendakian. Saat dibuka nanti, pihak pengelola TNBTS akan melihat apakah pelaksanaan dari pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru di tahap awal ini sesuai harapan. Bila seluruh aturan yang diberlakukan dipatuhi secara konsisten dan tidak ada yang terpapar Covid-19, kemungkinan besar di tahap selanjutnya batasan kuota pendaki per harinya akan ditambah.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here