Cocok untuk Pemula, Ini Panduan Mendaki Gunung Prau

Dikenal dengan nama Gunung Prahu, gunung ini terletak di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Batang, Kendal, dan Wonosobo. Puncaknya di ketinggian 2.565 meter di atas permukaan laut didominasi padang rumput luas yang memanjang dari barat ke timur, sehingga menyediakan banyak spot bagi pendaki untuk menggelar tenda.

Tergolong gunung yang relatif mudah didaki, termasuk bagi pemula, popularitas gunung ini terutama meningkat sejak 2014 berkat kehadirannya di media sosial. Memiliki tiga jalur pendakian, yaitu Kenjurang, Patak Banteng, dan Dieng, yang paling populer adalah Patak Panteng, yang walaupun terjal, namun untuk sampai ke puncak hanya diperlukan dua jam.

Sementara pendakian dari Dieng cenderung lebih landai, namun jarak tempuhnya lebih panjang, yaitu sekitar lima jam. Disarankan untuk memulai pendakian ketika hari sudah gelap supaya tak perlu melihat medan sekitar yang terjal yang dapat menjatuhkan mental, selain agar dapat lebih berkonsentrasi.

Tak banyak gunung yang memiliki puncak landai dengan hamparan ilalang, sehingga dapat mengakomodasi banyak kemah. Hamparan sabana di sini oleh para pemandu setempat dinamai Bukit Teletubbies. Bila berkunjung di musim kemarau, sabana ini akan dihiasi oleh semak daisy warna-warni yang berjuluk Lonte Sore. Bila hari cerah, pemandangan di puncak akan dikelilingi Gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, Merbabu, dan Slamet.

Walau indah, banyak juga pendaki yang tidak menginap karena membutuhkan banyak perlengkapan. Mereka biasanya memulai pendakian sekitar pukul 02:00, sampai puncak sebelum matahari terbit, dan turun kembali sekitar pukul 08:00. Jasa pemandu atau porter untuk mendaki Prau berkisar mulai Rp500.000, dan bervariasi tergantung paket, karena banyak operator yang menawarkan paket yang sudah termasuk antar-jemput dari Stasiun Purwokerto dan mengunjungi berbagai atraksi wisata di Dieng di hari terakhir. Harga tiket masuk ke Gunung Prau ini sendiri Rp25.000 per orang.

Untuk logistik, pendaki harus menyiapkan sendiri. Informasi pemandu pendakian Gunung Prau dapat ditanyakan melalui berbagai homestay yang tersebar di Dieng. Sementara syarat mendaki Gunung Prau di fase normal baru bisa dilihat di laman ini.

Bagi pendaki pemula, baca juga tip berikut ini sebelum mendaki Gunung Prau.

  • Bawa alat navigasi, pakaian untuk menghangatkan tubuh, headlamp/senter, tabir surya, kacamata hitam, perlengkapan P3K, pemantik/korek api, botol minum, serta makanan berenergi (snack bar, dark chocolate, dried fruit, dan lainnya).
  • Berkemaslah seringan mungkin.
  • Kenakan sepatu berkualitas, serta pakaian dan kaos kaki yang berbahan wol atau fleece, karena bahan katun justru menarik panas dari tubuh.
  • Sebelum berangkat, cek prakiraan cuaca.
  • Tidak disarankan berjalan dengan langkah cepat. Walau lambat, langkah kecil yang stabil dapat menghemat tenaga.
  • Usahkan bernapas melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulut. Sesuaikan napas dengan langkah kaki. Bila terbiasa mengambil napas pendek-pendek, mulailah memanjangkan napas dan tetap menyesuaikannya dengan langkah kaki. Bila sulit bernapas saat berjalan, angkat lengan ke belakang kepala untuk membuka paru-paru agar dapat bernapas optimal.
  • Bagi rute per setengah atau satu kilometer agar tidak terasa jauh. Bisa juga dengan menetapkan satu titik di kejauhan, seperti pohon atau batu, dan fokuskan diri untuk mencapainya.
  • Meski mendaki gunung lebih menyenangkan dilakukan bersama teman, namun kurangi mengobrol, terutama di titik-titik sulit, karena selain membuang tenaga, juga menyulitkan pengaturan napas.
  • Istirahat sepuluh menit setiap satu jam dengan duduk dalam posisi kaki lurus dan sedikit di atas badan untuk memperlancar peredaran darah.
  • Jangan beristirahat di tempat berangin dan minumlah sedikit air.
  • Jangan terlalu lama beristirahat karena otot-otot yang sudah kencang akan kembali mengendur dan membutuhkan pemanasan kembali.
  • Pohon, akar, atau ranting tidak sepenuhnya dapat menahan tubuh, sehingga jangan biasakan menggunakannya sebagai tumpuan.
  • Selama perjalanan, buanglah sampah ke kantong plastik dan jangan dibuang di tempat, melainkan bawa hingga menemukan tempat sampah agar tidak mencemari lingkungan. Bila memungkinkan, ambil juga sampah yang ditemukan di jalan.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here