Wakatobi, Si Cantik dari Sulawesi Tenggara

Wakatobi adalah gugusan kepulauan yang merupakan singkatan dari empat pulau utamanya, yaitu Wangi-wangi, Kaleidupa, Tomia, dan Binongko. Letaknya yang terpencil di tenggara Sulawesi membuat perairannya masih sangat terjaga.

Koral keras dan lunak dalam aneka warna memadati bawah air kepulauan ini, begitu pun hewan pelagis, seperti lumba-lumba dan beberapa jenis paus. Kawasan seluas 1,39 juta hektar itulah yang kemudian dijadikan taman nasional laut pada 1996, dan kemudian disahkan sebagai Kabupaten Wakatobi pada 2004.

Selain scuba diving dan snorkeling di sekitar Wangi-wangi, Hoga, dan Tomia, pulau-pulau yang berserakan di Wakatobi menyediakan pantai-pantai indah yang sepi untuk menggelar piknik.

Opsi Akomodasi

Di barat daya Tomia terdapat Pulau Onemobaa yang merupakan lokasi akomodasi mewah Wakatobi Dive Resort. Sebagai pionir resor di wilayah ini, Wakatobi Dive Resort tak hanya berhasil menghentikan praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, namun juga meningkatkan kondisi ekosistem padang lamun dan koral di sekitarnya.

Walau tamu diperlakukan bagai raja, semua tak terkecuali harus mematuhi aturan yang diberlakukan resor agar tak merusak lingkungan. Staf hotel pun setiap harinya ditugasi untuk membersihkan pantai sejauh satu kilometer.

Berkomitmen melibatkan masyarakat sekitar, tersedia tur untuk berkunjung ke desa setempat, selain mempekerjakan masyarakat lokal dan membeli produk-produk lokal untuk kebutuhan resor.

Tak tanggung-tanggung, dalam menggarap wilayahnya supaya layak jauh-jauh didatangi pengunjung, Wakatobi Dive Resort membangun sendiri bandara perintis untuk mengakomodasi pesawat carteran yang membawa tamu mereka dari Bali.

Karena merupakan operator berbasis landbase – walau juga telah memiliki armada liveaboard bernama Pelagian – Wakatobi mengajak para tamunya menyelam di sekitar resor, yaitu di sekitar Pulau Onemobaa, Tomia, Lantea, dan Kaledupa.

Bagi penggila diving yang tak puas hanya menyelam di sekitar resor, dapat mengombinasikan pengalaman mengagumi alam bawah air Wakatobi dengan melakukan liveaboard di kapal mewah Pelagian.

Pilihan resor menyelam lainnya adalah Patuno Resort Wakatobi di utara Pulau Wangi-wangi dan hanya sekitar 30 menit berkendara dari pelabuhan. Bungalow di tepi pantai dan berfasilitas lengkap ini milik mantan Bupati Wakatobi, Ir. Hugua, yang memang terkenal berambisi ingin memperkenalkan Wakatobi ke seluruh dunia melalui pariwisata.

Sementara yang berbujet terbatas, dapat memilih menginap di Tomia Villa Wakatobi. Seharga mulai Rp 450.000 per malam, akomodasi yang menyediakan kamar-kamar ber-AC ini juga menawarkan paket penyelaman.

Waktu Terbaik

Dengan Maret hingga Desember sebagai saat terbaiknya, temperatur air pada Juli dan Agustus agak dingin (sekitar 25 derajat Celsius) karena terpengaruh arus dari Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Walau pada dua bulan ini jarak pandang berkurang, di saat inilah penyelam dapat melihat banyak ikan, karena merupakan musim coral spawning (koral berkembang biak). Meski bukan tempat untuk melihat pelagis, manta ray dan hiu paus dapat melintas kapan saja, selain pilot whale juga sering terlihat antara November hingga April.

Akses: Dari Makassar, Wings Air terbang setiap hari menuju Wangi-wangi (Wanci). Alternatif lainnya adalah dari Makassar terbang menuju Baubau, kemudian lanjut dengan feri selama kurang lebih tiga jam menuju Wangi-wangi (Wanci). Jadwal penerbangan maupun kapal menuju Wakatobi selalu berubah-ubah, sehingga Anda harus rajin mengeceknya dengan operator. Beberapa resor juga menyediakan transfer gratis dari bandara ke hotel, jadi jangan lupa menanyakan hal tersebut sebelum melakukan reservasi. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here