Beer Garden, Minum di Tengah Keteduhan

Konsep minum bir di udara terbuka kini semakin digemari di berbagai belahan dunia. Tak ketinggalan di Indonesia, yang diwakili oleh Jakarta dan Bali, dengan makin menjamurnya tempat-tempat yang mengusung nama Beer Garden yang menawarkan tempat hang-out dengan harga minuman yang terjangkau. Sesuai namanya, yang dijual adalah suasana kasual bagai piknik di tengah udara terbuka sebagai tempat untuk bersosialisasi.

Awal Mula

Konsep beer garden sendiri bermula pada zaman Kerajaan Bavaria di Jerman Selatan pada abad ke-19, ketika produksi bir hanya boleh dilakukan di musim-musim tertentu, berhubung suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan kebakaran. Akibatnya, warga Bavaria kesulitan menikmati bir di musim panas.

Para pemilik pabrik yang keberatan untuk menghentikan produksi terlalu lama kemudian mencari cara agar pelanggan tetap dapat menikmati bir di musim panas. Kemudian muncul inovasi untuk memproduksi lebih dan menyimpan stok bir di cellar yang digali di dekat dengan Sungai Isar agar tetap terjaga kualitasnya. Demi mempertahankan suhu sejuk, ditanamlah pepohonan di sekitar tempat penyimpanan.

Seiring waktu, beer cellar bukan hanya berfungsi sebagai gudang, tapi juga tersedia meja agar masyarakat dapat menikmati bir di udara terbuka yang dikelilingi pepohonan. Karena minum tak lengkap tanpa makanan, perlahan di sekitar beer cellar mulai menyajikan masakan lokal.

Munich, Ibu Kota Beer Garden

Konsep ini langsung digemari dan menjadi tren di Munich, ibu kota Bavaria. Perlahan beer garden menjadi rival bagi kedai kopi sebagai tempat bersosialisasi warga Munich dari segala kalangan.

Menjamurnya beer garden di Munich membuat para pemilik pabrik-pabrik bir kecil ketar-ketir karena para pelanggan mulai berpaling ke beer garden. Mereka sempat mengajukan petisi untuk melarang menyajikan makanan di cellar di sekeliling Munich. Namun para pemilik beer garden tak kehabisan akal. Mereka memperbolehkan pelanggan untuk membawa makanan sendiri. Walau kini petisi sudah tidak berlaku, namun beberapa beer garden tradisional masih memperbolehkan pelanggan untuk membawa makanan sendiri.

Masyarakat Bavaria membawa konsep beer garden ini menjadi salah satu festival Jerman yang mendunia, yaitu Oktoberfest. Digelar selama 16 hari di akhir September sejak tahun 1810 (tahun ini diadakan pada 19 September hingga 4 Oktober), ajang tahunan di Munich ini rata-rata dihadiri sekitar enam juta turis dari seluruh dunia.

Teks: Melinda Yuliani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here