Kisah Gunnar Garfors yang menginjakkan kaki di setiap negara di planet ini pada saat dia berusia 37 tahun menjadi berita utama di banyak media asing pada 2014 lalu. Kini, pelancong yang tak pernah puas itu kembali meluncurkan buku terbarunya dengan mengalihkan fokusnya ke sejumlah negara tertentu, yakni yang dikunjungi oleh turis paling sedikit setiap tahunnya.
“Perjalanan ke negara yang paling sepi turis di dunia sangat berbeda dari pengalaman perjalanan lainnya, apalagi dibandingkan dengan kota-kota ramai seperti New York, Paris, dan Bangkok,” kata pria Norwegia berusia 43 tahun itu.
“Tidak ada turis lain di negara tersebut, sehingga Anda pun tidak akan diperlakukan seperti turis. Orang-orang setempatnya sangatlah ramah dan melihat Anda sebagai tamu yang berharga – bukan sebagai seseorang yang lebih suka mereka curangi. Siapkan diri pula dengan banyak pertanyaan tentang negara asal Anda dan alasan Anda memilih untuk berkunjung ke sana.”
Garfors, yang pada tahun 2012 memecahkan Rekor Dunia Guinness sebagai orang pertama yang mengunjungi lima benua dalam satu hari, mengatakan bahwa meskipun beberapa negara yang kurang terkenal tak memiliki banyak infrastruktur, mereka masih dapat menawarkan sesuatu yang mewah.
“Ada koki terkenal dan restoran berkualitas di Yaman, Eritrea dan Kiribati juga,” katanya. “Saya baru-baru ini mencicipi lobster terbaik yang pernah saya makan di Yaman.”
Yaman, tentu saja, tidak di berada di radar sebagian besar turis dunia, setidaknya untuk Indonesia setelah Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pada awal Mei 2018 lalu menghimbau warga negara Indonesia (WNI) untuk tidak masuk atau ke wilayah Yaman dengan alasan apa pun. Garfors mengatakan dia tetap aman dengan mengandalkan saran pemandu lokal.
“Beberapa atau semua negara ini mungkin dianggap menakutkan bagi banyak orang. Tetapi bila saya bisa menginspirasi satu persen saja dari pembaca saya untuk setidaknya mempertimbangkan perjalanan ke sana, itu sudah cukup bagi saya,” kata Garfos. “Lagipula, mereka yang tinggal di negara yang paling sepi turis di dunia memiliki senyum lebar dan hati yang besar juga.”
Garfos menggunakan data dari Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan statistik lokal untuk mengungkap negara-negara yang paling jarang dikunjungi turis selama 2017, selain menjelaskan mengapa 10 negara ini layak dikunjungi.
10. Kepulauan Marshall, Oceania
Pengunjung per tahun: 6.000
“Ini adalah negara yang memiliki ikan terbanyak di dunia dengan 1.059 spesies yang terdaftar, dan karena itulah bawah lautnya sangat menarik untuk dieksplor. Anda bisa saja melihat orang-orang berlayar di laguna. Tanyakan kepada mereka apakah Anda dapat mencoba kano tradisionalnya yang dapat melaju dengan cepat. Kepulauan ini juga merupakan rumah bagi Bikini Atoll – atau situs pengujian senjata nuklir selama Perang Dingin – yang lokasinya terpencil dan sangat sulit dicapai.”
9. Kiribati, Oceania
Pengunjung per tahun: 3.600
“Warna-warna pada lagunanya luar biasa indah, sehingga sayang bila tidak berenang atau naik perahu untuk menyusurinya. Saya sangat menyarankan agar Anda menyisihkan waktu untuk mengunjungi salah satu pulau terluar untuk melihat cara hidup penduduknya yang masih tradisional. Jangan berharap ada listrik atau air bersih yang mengalir.”
8. Guinea Khatulistiwa, Afrika
Pengunjung per tahun: 2.400
“Flora dan fauna di Bioko, pulau tempat ibu kota Malabo berada, unik dan sangat mengesankan. Monyet drill (Mandrillus leucophaeus) yang penyendiri, misalnya, tak pernah difilmkan di habitat aslinya, sampai Justin Jay, pembuat film yang saya temui di sana, berhasil melacaknya. Filmnya, The Lost Kings of Bioko, akan tayang perdana pada akhir 2018. Pantai-pantai di pulau ini juga menakjubkan, sehingga jangan tinggalkan baju renang Anda di rumah. Namun untuk mendapatkan visa ke sini bisa sedikit rumit.”
7. Sudan Selatan, Afrika
Pengunjung per tahun: 2.200
“Anda bisa menunggu kunjungan kemari hingga perang saudara yang sedang berlangsung di sini berakhir, namun negara ini memiliki satwa liar yang luar biasa. Dan berhati-hatilah saat mengambil foto, saya ditarik oleh polisi dua kali dalam dua jam karena menjepret objek-objek yang tidak seharusnya saya potret. Juba, ibu kotanya, juga memiliki kehidupan malam yang sangat menarik.”
6. Eritrea, Afrika
Pengunjung per tahun: 2.000
“Asmara, ibu kotanya, adalah surga Art Deco, jadi pastikan untuk selalu membawa kamera saat mengeksplornya. Sayangnya Anda perlu mendapatkan izin dari pemerintah untuk bepergian ke luar kota, dan banyak bagian dari negara itu terlarang bagi orang asing. Saya suka Massawa di Laut Merah, dan perjalanan dari Asmara di ketinggian 2.235 meter di atas permukaan laut cukup menyenangkan. Ada juga kereta wisata yang beroperasi di waktu tertentu dengan rute melintasi kota-kotanya.”
5. Republik Afrika Tengah, Afrika
Pengunjung per tahun: 1.000
“Bangui, ibu kotanya, relatif aman, tetapi ini lagi-lagi negara dengan perang saudara yang sedang berlangsung. Cagar Khusus Dzanga-Sangha dianggap sebagai satu-satunya objek wisata yang aman di negara ini dengan 2.000 gorila dan banyak gajah hutan. Saya juga mengunjungi desa pygmy kurang dari dua jam perjalanan dari Bangui, di mana penduduk suku-sukunya senang menunjukkan gaya hidup mereka. ”
4. Tuvalu, Oceania
Pengunjung per tahun: 800
“Ini adalah negara yang paling sulit dijangkau di dunia, yaitu hanya dilayani oleh pesawat baling-baling dari Suva di Fiji dan Tarawa di Kiribati dengan durasi masing-masing lebih dari tiga jam. Hanya 11.000 orang yang tinggal di sini, sehingga Anda bisa saja bertemu perdana menteri di jalan. Saya diundang ke kantornya untuk wawancara di sebelah terminal bandara. Negara kepulauan seluas 26 kilometer persegi ini diperkirakan menjadi negara pertama yang hilang jika permukaan laut meningkat karena pemanasan global.”
3. Libya, Afrika
Pengunjung per tahun: 200
“Libya tidak mengeluarkan visa turis, jadi agak sulit untuk mendapatkan akses ke sini. Solusi saya adalah bepergian sebagai pengusaha. Saya suka Leptis Magna, salah satu kota kuno terbaik yang diawetkan di dunia karena tertutup pasir selama ratusan tahun. Kota tua Tripoli yang merupakan ibu kota Libya juga menarik untuk berjalan-jalan. Jangan heran bila ke mana pun Anda pergi, bakal ada orang-orang ramah yang menyapa Anda dan penasaran mengapa Anda sedang di sana.”
2. Nauru, Oceania
Pengunjung per tahun: 130
“Negara terkecil di Pasifik Selatan ini paling dikenal sebagai tempat untuk menahan para pencari suaka ke Australia. Bentuk pulau ini melingkar dengan luas hanya 21 kilometer persegi. Saya pernah berlari memutarinya, dan Anda pun juga sebaiknya melakukannya saat kemari. Kapan lagi Anda bisa menyombongkan diri bahwa Anda pernah berlari mengelilingi sebuah negara? Selain itu, brownies di Capelle and Partners Café adalah brownies terenak yang pernah saya makan dan membuat perjalanan ke sini menjadi layak.”
1. Yemen, Asia
Pengunjung per tahun: 60
“Hanya lima turis per bulan yang mengunjungi negara yang sedang dilanda perang ini. Sebagian besar dari mereka mengunjungi Pulau Socotra, meskipun ada beberapa kolektor yang menyeberang ke sini dari Oman. Saya terbang ke Aden pada April dan menikmati masa tinggal saya di kota pelabuhan yang indah ini. Saya juga sempat naik perahu untuk ke pantai terpencil. Aneh rasanya berenang di perairannya yang hijau, sejam setelah melewati beberapa pos pemeriksaan militer.”