Imbas Airbnb bagi Kawasan Pemukiman

Airbnb telah berkembang pesat sejak 2008 dan saat ini telah digunakan oleh lebih dari lima juta pejalan. Pada 2028, diprediksi satu miliar pejalan akan memesan akomodasi melalui Airbnb. Dengan pilihan properti unik di 191 negara, setidaknya tersedia total 4,3 juta kamar. Sejalan dengan perkembangannya, platform penyewaan properti daring ini menemui masalah dengan pemerintah setempat, seperti yang terjadi di Tokyo, Berlin, dan San Francisco.

Masalah dengan Pemangku Otoritas

Otoritas setempat mempertanyakan masalah izin, pemberlakuan pajak, durasi maksimal dalam setahun sebuah properti pribadi dapat disewakan, dan aturan menyewakan seluruh properti tanpa aturan yang jelas, karena negara harus menjamin keamanan dan kenyamanan warga di sekitar properti yang disewakan tersebut.

Walau Airbnb telah turut andil dalam mempopulerkan kawasan-kawasan yang tadinya tidak terkenal di kalangan pejalan, namun kemudian muncul kekhawatiran warga bila tetangga mereka adalah orang yang selalu berganti dan tidak ketahui asal-usulnya.  Karena keuntungan yang menggiurkan, pemilik properti pun kini lebih mengincar penyewa jangka pendek ketimbang jangka panjang. Sebuah studi yang dilakukan di Manhattan menemukan bahwa pemilik properti di sana sudah tak menerima penyewa untuk jangka panjang, karena menyewakan untuk jangka pendek, pendapatan yang diterima bisa dua hingga tiga kali lipat.

Pemerintah Kota New York juga telah mengharuskan setiap pemilik properti untuk menyerahkan data para tamu mereka. “Kami melakukan pengetatan aturan ini agar persediaan properti terjangkau lebih diperuntukkan bagi warga New York, bukan turis,” jelas salah satu anggota dewan kota New York, Carlina Rivera.

Buat Harga Properti Melambung

Walau jumlah properti Airbnb yang disewakan di sebuah kota tidak signifikan, namun konsentrasi wilayahnya ternyata mencengangkan, seperti yang terjadi di Barcelona. Di 2015, dari seluruh properti di Barcelona, sebagian besar di antaranya berada di kawasan Kota Tua, terutama di Gothic Quarter. Dari tahun ke tahun, jumlah properti yang disewakan untuk turis di sini meningkat dua kali lipat, sehingga harga properti  ikut melonjak.

Sebuah penelitian pernah dilakukan di Barcelona untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai turis yang menyewa rumah-rumah warga. Dari 42 responden, 40 di antaranya mengatakan bahwa setiap hari mereka terganggu (banyak turis sering mengadakan pesta di properti sewaan sehingga berisik di jam-jam istirahat dan memakan lahan parkir yang seharusnya diperuntukkan bagi warga). Hal tersebut juga ditambah dengan banyaknya yang mengalami kecemburuan ekonomi, sehingga kemudian Barcelona melarang warga untuk menyewakan properti jangka pendek kepada turis. Hal serupa ternyata juga dirasakan warga Boston, Los Angeles, dan beberapa kota lain di Amerika Serikat.

Di Los Angeles pada 2014, hampir setengah dari properti yang terdaftar di Airbnb terpusat di tujuh kawasan, sehingga harga properti di kawasan tersebut melejit sepertiga dari angka rata-rata. Penelitian kemudian diperluas ke semua kota di Amerika Serikat yang memiliki properti untuk Airbnb dan ternyata, setiap ada penambahan 10 persen dari jumlah properti  di sebuah kawasan, maka harga sewa properti di kawasan tersebut juga ikut meningkat rata-rata 0,42 persen dan harga rumah meningkat 0,76 persen, walau memang ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga properti. Karena semakin tingginya harga sewa dan kepemilikan properti itulah yang kemudian membuat warga keberatan, karena itu berarti semakin sulit bagi mereka untuk menemukan properti-properti terjangkau, selain ketersediaannya pun semakin terbatas karena suplai yang ada lebih diperuntukkan bagi turis.

Masalah dengan Warga Setempat

Perkembangan turis di suatu kawasan hunian akan mengubah atmosfer tempat tersebut. Warga Ediburgh khawatir turis akan mengubah karakter Kota Tua mereka, walau tak dipungkiri turis jugalah yang telah memajukan perekonomian di tempat tersebut. Hal serupa juga datang dari warga Oahu di Hawaii. Mereka mengkhawatirkan para turis yang menyewa properti warga akan mengubah komunitas di sekitarnya. Yang tadinya warga saling kenal, kini jadi asing satu sama lain. Karena para turis hanya tinggal beberapa hari, tentu saja mereka tidak menginvestasikan tenaga dan waktu untuk berbuat sesuatu bagi komunitas.

Keterjangkauan harga akomodasi juga membuat warga khawatir kota mereka menjadi terlalu padat turis secara mengkhawatirkan, seperti yang telah terjadi di Barcelona dan Venice yang dikunjungi 30 juta turis dalam setahun.

“Industri pariwisata adalah industri yang terus mengalami perkembangan pesat dibandingkan industri-industri lain, sehingga seharusnya para pemilik properti dan komunitas setempat dapat ikut menikmati keuntungannya. Turis yang memilih akomodasi melalui Airbnb adalah mereka yang menginginkan pengalaman berlibur yang autentik, sehingga di sinilah peran komunitas setempat, yaitu menawarkan berbagai aktivitas lokal yang menarik,” ujar juru bicara Airbnb ketika menanggapi tudingan negatif tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here