Buat warga ibu kota dan sekitarnya, Bandung tak pernah bosan-bosannya dikunjungi. Beragam atraksi yang ada di sini memang dapat dinikmati berbagai tipe traveler, dari penyuka wisata alam, seni, hingga kuliner. Nah, kalau kamu suka hiking ke tempat-tempat eksotis, ada satu destinasi yang bisa kamu sambangi. Sanghyang Heuleut namanya.
Berlokasi di Kampung Cipanas, Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Sanghyang Heuleut merupakan sebuah danau berwarna biru kehijauan dengan tebing-tebing batu di sekelilingnya. Di sela-sela bebatuan tersebut, kamu bisa menjumpai semak-semak maupun pepohonan yang tumbuh rimbun, membuat suasana kawasan tersebut semakin asri dan menyejukkan mata.
Pengunjung kerap memanfaatkan batu-batu tersebut untuk sekadar berfoto ataupun sebagai tempat meloncat menuju perairan di bawahnya. Kedalaman danau ini mencapai tiga meter. Jadi sebelum masuk ke dalam danau, pastikan bisa berenang agar tidak tenggelam, atau bisa juga mengenakan jaket pelampung.
Terbentuk dari letusan gunung api purba, yakni Gunung Sunda, awalnya kolam tersebut hanya berupa cekungan, sebelum kemudian dialiri Sungai Citarum dan membentuk danau. Warga setempat percaya bahwa danau tersebut merupakan tempat para bidadari menyucikan dirinya dan mandi. Tak hanya karena keindahan danau tersebut, namun karena lokasinya yang memang tersembunyi.
Ada dua jalur untuk mencapai Sanghyang Heuleut. Pertama, dari samping PLTA Saguling. Kamu bisa memarkirkan kendaraan di sana, lalu berjalan kaki melalui medan yang cenderung landai melalui hutan. Bila tak banyak berhenti, durasi perjalanan sekitar satu jam.
Opsi kedua adalah dari lokasi parkir Batu Aki. Perjalanannya menurun curam melalui bukit dan banyak yang licin karena pasir. Belum lagi perjalanan pulang bakal lebih susah karena semuanya berupa tanjakan. Karena itu, opsi ini lebih cocok untuk orang-orang yang ingin menikmati perjalanan anti-mainstream dan sudah terbiasa hiking. Sementara untuk pemula, lebih baik mengaksesnya dari PLTA Saguling.
Kalau baru pertama kali kemari, sebaiknya menyewa pemandu karena jalanannya banyak bercabang dan minim petunjuk arah. Biayanya Rp100.000.
Waktu terbaik ke Sanghyang Heuleut adalah musim kemarau. Selain aksesnya akan lebih mudah karena tak becek dan berlumpur, perairan di danau pun akan lebih jernih. Di musim hujan, air danau tersebut akan berubah menjadi kecokelatan.
Biaya masuk Sanghyang Heuleut Rp15.000, sementara biaya parkir motor Rp5.000 dan mobil Rp10.000. Biaya sewa pelampung Rp15.000 tanpa batas waktu. Jangan khawatir kelaparan, karena di lokasi ada beberapa warung sederhana yang menjual kelapa muda, mi instan, kopi, dan sebagainya.
Teks: Melinda Yuliani