Gunung Sepikul merupakan perbukitan batu yang terletak sekitar 20 km arah selatan Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu. Kalau dari pusat kota Surakarta, kamu dapat mencapainya dengan berkendara selama satu jam.
Dari jauh, bentuknya berupa dua bukit batu yang menjulang di tengah hamparan sawah hijau yang mengelilinginya. Karena bentuknya seperti benda yang dipikul, warga setempat pun menamainya Gunung Sepikul.
Walau tak begitu tinggi, yakni hanya sekitar 350 mdpl, gunung ini menawarkan pemandangan yang indah dari ketinggian. Tak heran bila para pehobi trekking kerap berkunjung kemari.
Para pendaki pemula juga dapat menjadikan gunung ini sebagai pemanasan sebelum menaklukkan gunung-gunung lain yang lebih tinggi. Durasi pendakiannya hanya sekitar 10-15 menit. Namun kemungkinan besar kamu bakal banyak berhenti di tengah jalan untuk berfoto, sehingga pendakian bisa mencapai 30 menit.
Medan pendakian pun tak terlalu sulit. Kemiringan tanjakan hanya sekitar 40-60 derajat, jadi tak terlalu menguras tenaga. Jalan setapak sudah jelas dan berbagai petunjuk pun tersedia, jadi kamu tinggal mengikutinya saja. Namun, tetap berhati-hati saat melangkah ya, terutama saat berpijak pada bebatuan yang licin dan tertutup pasir.
Rasa lelah mendaki akan terbayar setibanya di puncak. Kamu dapat menikmati hamparan sawah yang hijau di sekelilingnya maupun panorama gunung-gunung di kejauhan, mulai dari Gunung Gajah Mungkur di sisi selatan, Gunung Lawu di sisi timur laut, hingga Gunung Merapi dan Merbabu di sisi barat laut.
Saking indahnya, kamu bakal betah berlama-lama di sana untuk memandangi hamparan persawahan maupun pegunungan yang mengelilingi Gunung Sepikul. Lumayan untuk melepas penat setelah sepekan beraktivitas!
Waktu terbaik kemari adalah menjelang matahari terbit ketika awan dan kabut tersapu, sementara langit perlahan-lahan berganti menjadi biru. Kalaupun cuaca sedang mendung, kamu tak bakal kecewa karena bisa menyaksikan kabut yang menyelimuti area di bawahnya. Berdiri di puncak Gunung Sepikul, kamu akan menikmati sensasi serasa berada di negeri di atas awan.
Kalau tak sempat menyaksikan sunrise, minimal datang sedari pagi, jangan sampai kesiangan. Jalur pendakiannya benar-benar terbuka dan minim tempat berteduh, sehingga bisa terik di siang hari.
Opsi lainnya, datanglah saat sore untuk menikmati pemandangan matahari terbenam. Kamu bisa mengabadikan momen berada di puncak dengan latar langit senja yang menawan. Namun segera turun sebelum langit gelap ya. Pendakian turun bakal lebih menyusahkan kalau kamu kesulitan melihat pijakan.
Untuk memasuki kawasan ini, kamu tak perlu membayar tiket masuk, namun tersedia kotak amal untuk dana pengelolaan. Kamu bisa memasukkan uang seikhlasnya di sana. Biaya parkir motor Rp2.000 dan mobil Rp5.000. Di lokasi parkir juga tersedia toilet maupun warung makan. Bila lapar, kamu bisa bersantap di sana sebelum ataupun sesudah mendaki.
Teks: Melinda Yuliani