Meski identik dengan gedung-gedung pencakar langitnya yang megah, Singapura tak kekurangan ruang terbuka hijau untuk dijelajahi. Bahkan, Singapura pernah disebut-sebut sebagai kota terhijau di dunia pada 2018 menurut hasil studi sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Newsha Ghaeli dari MIT Senseable City Lab.
Tak hanya menawarkan banyak ruang terbuka hijau, Singapura juga membangun jaringan yang menghubungkan beberapa ruang hijau tersebut sekaligus, sehingga penduduk setempat maupun pelancong dapat mengeksplorasinya dengan mudah. Sebut saja Sungei Buloh Nature Park Network yang rencananya akan beroperasi mulai 2022.
Jaringan taman alam di barat laut Singapura ini luasnya mencapai 400 hektar, atau tiga kali lipat lebih besar dari Sungei Buloh Wetland Reserve, serta akan memadukan cagar lahan basah tersebut dengan Kranji Coastal Nature Park (sebelumnya bernama Eastern Extension), Kranji Marshes, dan Kranji Reservoir Park. Tak hanya itu, Mandai Mangrove and Mudflat serta Lim Chu Kang Nature Park yang baru selesai dibangun 2022 juga akan ditambahkan ke dalam jaringan taman alam tersebut.
Nantinya, jaringan ini akan dilengkapi dengan Round-Island-Route yang menggabungkan berbagai area hijau di wilayah tersebut melalui taman penghubung, serta jalan setapak berbatu dan jalan kayu sepanjang 15 kilometer.
Tak hanya akan menjadi ruang baru untuk dijelajahi, Sungei Buloh Nature Park Network akan membantu memperluas habitat alami satwa liar di daerah tersebut dan menyediakan tempat makan yang lebih luas bagi burung-burung yang bermigrasi.
Hutan bakau adalah bagian penting dari kehijauan Singapura karena memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna yang kaya dan dapat menyimpan karbon dalam jumlah besar. Sayangnya, jumlah habitat mangrove di kota ini semakin menipis.
Melalui proyek pembangunan Sungei Buloh Nature Park Network, Lim Chu Kang Mangroves akan dilestarikan sebagai bagian dari Lim Chu Kang Nature Park yang baru. Di cagar alam ini, pengunjung tak hanya dapat menyusuri hutan bakau yang rimbun, namun juga mengunjungi Cashin House, bangunan kuno di atas dermaga yang rencananya akan direnovasi menjadi ruang pameran, teras tepi laut, dan tempat bermain alam.
Sungei Buloh Wetland Reserve sendiri adalah rumah bagi beragam spesies binatang, termasuk buaya, biawak, tembakul (mudskipper), serta lebih dari 250 spesies burung. Cagar lahan basah ini merupakan salah satu ruang hijau yang populer untuk liburan keluarga, dan semakin diminati warga setempat sejak kasus Covid-19 muncul di Singapura.
Teks: Melinda Yuliani