Meski Kabupaten Tabanan sudah lebih dulu terkenal karena keberadaan sawah berundak di Jatiluwih, namun tempat ini juga memiliki pesona alam lainnya yang tak kalah indah. Salah satunya adalah Air Terjun Leke-leke. Belum banyak wisatawan yang mengetahui keberadaan air terjun ini karena memang lokasinya cukup tersembunyi, yakni di tengah-tengah hutan lebat, nyaris terhimpit oleh rimbunnya pepohonan. Orang-orang mungkin saja berjalan melewati air terjun ini tanpa menyadari keberadaannya.
Aliran air yang terbentuk di Air Terjun Leke-leke sendiri tidak begitu besar. Kolam air di dasarnya juga berukuran cukup kecil. Namun, justru di sinilah keindahan Air Terjun Leke-leke berada. Air terjun ini seperti harta karun tersembunyi di tengah hutan yang rimbun. Tebing batu berselimutkan pepohonan dan semak belukar di kiri-kanannya membentuk semacam gua yang mengelilingi air terjun ini. Kontras antara warna air yang kebiruan dengan pepohonan hijau di sekelilingnya membuat pemandangan di Air Terjun Leke-leke semakin indah.
Bagi yang ingin mengabadikan keindahannya, ada banyak spot foto yang menarik di air terjun ini. Wisatawan dapat berpose di batu-batu besar di tepi kolam, atau duduk-duduk di kursi-kursi bambu yang terletak di dekatnya. Setelah puas berfoto, Anda dapat langsung menceburkan diri ke kolamnya, atau menuju kafe yang masih berada di area air terjun ini. Kafe ini juga menyediakan beberapa spot foto tambahan berupa kursi sangkar burung, tempat duduk berbentuk hati, dan juga ayunan.
Meski merupakan kawasan wisata, Air Terjun Leke-leke juga merupakan kawasan suci bagi masyarakat Bali. Di tempat ini, terdapat dua pancuran yang digunakan untuk melukat (membersihkan pikiran dan jiwa secara spiritual). Wisatawan yang datang diharapkan bisa turut menjaga kesucian tempat ini, selain harus memerhatikan sikap dan perilaku mereka ketika berkunjung ke Air Terjun Leke-leke.
Untuk mencapai tempat ini dari pusat kota Denpasar, ambil rute ke Jalan HOS Cokroaminoto sejauh lima kilometer, lalu belok ke kanan ke Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk. Setelah itu, ambil rute menuju Jalan I Gusti Ngurahrai-Mengwi lalu menuju Jalan I Gusti Ketut Jelantik sejauh 21 kilometer. Dari jalan ini, belok ke kiri lalu putar arah dan ikuti jalan sejauh 650 meter. Kemudian, belok kanan ke Jalan Swadaya di mana gerbang masuk ke Air Terjun Leke-leke ini berada. Durasi perjalanannya sekitar satu jam berkendara.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 50.000 di gerbang masuk, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 10-15 menit melalui medan tanah yang licin. Agar dapat melewati jalanan ini dengan mudah, pastikan mengenakan pakaian dan sepatu yang cocok untuk trekking. Untuk kebutuhan berfoto di air terjun nantinya, Anda bisa berganti pakaian di toilet dekat air terjun.
Teks: Levana Florentia | Editor: Melinda Yuliani