Sebelum dipersiapkan untuk memiliki bandara yang akan mendukung kegiatan perekenomian dan akan rampung pada 2022, Kediri sudah dikenal melalui Monumen Simpang Lima Gumul atau yang biasa disingkat SLG. Monumen ikonis kota di Jawa Timur ini tak hanya menarik dari segi tampilan, juga mengingatkan akan Arc de Triomphe di Paris, monumen kemenangan yang dibangun atas perintah Napoleon Bonaparte.
Terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Monumen SLG dibangun pada 2003 dan diresmikan lima tahun kemudian, merupakan jalur perlintasan menuju lima kawasan, yaitu Pare, Plosoklaten, Wates, Gampengrejo, dan Pagu. Dibangun di atas lahan seluas 37 hektar, monumennya sendiri hanya seluas 804 meter persegi dengan tinggi 25 meter. Angka-angka ini memiliki makna penting bagi Kediri, yaitu hari berdirinya Kabupaten Kediri pada 25 Maret 804.
Terinspirasi dari Arc de Triomphe yang dbangun untuk menghormati pejuang-pejuang di Revolusi Prancis, Monumen SLG mengambil kisah Prabu Joyoboyo dari Kerajaan Kediri yang ingin menyatukan lima kawasan di atas. Sejarah Kediri dapat dilihat juga pada relief-relief yang terukir di luar monumen, serta kehadiran patung Ganesha, dewa pengetahuan, kecerdasan, pelindung, dan kebijaksanaan.
Untuk mengunjungi Monumen Simpang Lima Gumul, pengunjung tidak dapat langsung menyeberangi jalanan, mesti melewati satu dari tiga terowongan yang tersedia, yang terhubung dengan area parkir. Hal ini dilakukan untuk menghindari kepadatan kendaraan yang diparkir dekat monumen, apalagi saat akhir pekan yang selalu ramai dipadati pengunjung.
Di dalam monumen terdiri enam lantai, termasuk gedung utama dan ruang auditorium beratap kubah, selain itu terdapat pula diorama, ruang serbaguna, serta toko suvenir. Monumen SLG sering dijadikan tempat bersantai warga Kediri yang memanfaatkan area rumputnya untuk duduk dan terkadang piknik. Makin ramai dengan kehadiran penjaja kudapan yang kerap mangkal di sekitaran monumen. Di akhir pekan, biasanya warga setempat melakukan jogging di sekitaran monumen atau hanya untuk menikmati suasana yang menyenangkan di tengah monumen. Monumen Simpang Lima Gumul mudah diakses dari pusat kota Kediri sekitar 10 menit berkendara dan bebas biaya tiket masuk, hanya membayar parkir kendaraan saja.
Teks: Priscilla Picauly