V&V Art Gallery kembali menghadirkan pameran seni yang menarik, kali ini lewat “Lost in Space” yang menyatukan karya dua seniman kontemporer, Didin Jirot dan NPAAW. Lewat pameran ini, pengunjung diajak untuk menyelami perjalanan visual yang memadukan konsep ruang dan waktu, sekaligus melihat bagaimana batas antara kenyataan dan imajinasi bisa menjadi kabur, dan justru di situlah letak daya tariknya.
Sejak awal memasuki ruang pamer, pengunjung diajak memahami bahwa “Lost in Space” bukan sekadar deretan karya untuk dilihat. Melalui teks kuratorial, pameran ini ingin menyoroti bahwa proses penciptaan juga merupakan bagian penting dari sebuah karya seni. Baik karya Didin maupun NPAAW memperlihatkan bagaimana seni bisa terus berkembang, bahkan saat sudah dipajang. Mereka menghadirkan ruang yang terasa menggantung, belum selesai, tapi justru penuh makna.

Di pameran “Lost in Space”, Didin Jirot menampilkan serangkaian karya berbahan dasar plat stainless steel yang dibentuk, ditempa, dan diwarnai dengan cat metalik. Karyanya menggambarkan ingatan dan refleksi terhadap budaya, terutama pengalaman personalnya dengan Bali. Dengan teknik seperti penempaan dan pelipatan, Didin menciptakan bentuk-bentuk yang tampak sederhana namun menyimpan banyak lapisan makna.
Salah satu karyanya yang menarik adalah “the Fragment of Luminous”, yang terdiri dari 49 keping logam berukuran 20×20 cm. Keping-keping ini disusun di dalam kotak akrilik, menciptakan pola yang terasa repetitif, namun tidak membosankan. Karya ini mengundang audiens untuk merenungkan keteraturan, kekosongan, dan bagaimana cahaya menciptakan kedalaman visual pada permukaan yang tampak datar.

Selain itu, karya “Transcend The Surface #5” dan “Luminous #6” menampilkan permainan dimensi yang lebih besar. Melalui permukaan logam yang halus dan lapisan akrilik yang transparan, karya-karya ini seolah menembus batas ruang. Cahayanya yang berlapis memberikan efek optik yang mengajak audiens untuk melihat lebih dari sekadar tampilan permukaan.
Sementara itu, NPAAW menghadirkan karya-karya yang terasa lebih spontan dan eksperimental. Ia menggunakan material seperti masking tape, spray paint, akrilik, dan multiplex untuk menciptakan karya yang terlihat seperti sedang dalam proses. Gaya ini menjadi ciri khasnya dalam menantang batas antara karya yang dianggap “selesai” dan yang terus tumbuh seiring waktu dan interpretasi.

Karya “Cocoon” adalah salah satu yang paling menyita perhatian. Enam panel berukuran 70×200 cm digabungkan menjadi satu instalasi besar berukuran total 420×200 cm. Permukaannya dipenuhi warna, lapisan, dan garis-garis yang terasa seperti sedang bergerak. Penonton seolah diajak masuk ke dalam ruang yang belum sepenuhnya terbentuk, namun justru itulah yang membuatnya menarik.
Dalam karya lainnya seperti “Mandala”, “Space on Space”, dan “Wave”, NPAAW melanjutkan eksplorasi visual lewat teknik kolase dan layering. Ia memanfaatkan bidang vertikal dan horizontal untuk menciptakan gerakan visual yang kontras namun tetap selaras. Kanvas dan akrilik digunakan sebagai media untuk menampung lapisan warna dan tekstur yang terus saling menindih.

“Lost in Space” adalah pameran yang menyatukan dua pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi. Didin hadir dengan struktur yang reflektif dan rapi, sementara NPAAW menghadirkan kekacauan yang terkontrol dan penuh energi. Keduanya sama-sama mengajak audiens untuk tidak hanya melihat karya seni, tetapi juga merasakannya, sebagai ruang, pengalaman, dan bagian dari proses.
Berlangsung hingga 15 Juni 2025, pameran ini dapat dikunjungi setiap Selasa hingga Minggu pukul 12.00 hingga 19.00 WIB di V&V Art Gallery, Jakarta Art Hub, Lantai 3, Jalan Timor 25, Menteng, Jakarta Pusat. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @vicevirtuegallery.