Hingga 14 April 2025, Ranuza Art Hub di kawasan Menteng, Jakarta, menjadi tuan rumah bagi pameran “Untold Stories”, sebuah presentasi seni yang membuka ruang bagi narasi-narasi tersembunyi lewat karya-karya pilihan dari Meiro Collection. Pameran ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga mengajak pengunjung menyelami pengalaman dan emosi yang selama ini jarang terungkap melalui media seni seperti lukisan dan art toy.
“Untold Stories” menandai langkah awal Meiro Collection dalam menyusun kisah-kisah baru bersama para seniman yang terlibat. Karya-karya yang ditampilkan menjadi cerminan dari pengalaman, emosi, dan realitas yang kerap tersembunyi di balik bentuk dan medium seni. Dengan mengusung pendekatan yang lebih personal dan kontemporer, pameran ini mencoba menghubungkan penonton dengan cerita-cerita yang mungkin selama ini terlewatkan.

Salah satu hal menarik dari pameran ini adalah eksplorasi bentuk patung yang tak lagi terbatas pada gaya konvensional. Kini, patung hadir dalam bentuk art toy – media yang memadukan estetika, karakter, dan budaya populer. Tak hanya menjadi objek koleksi, art toy juga menjadi sarana bagi seniman untuk menyampaikan gagasan, membangun karakter, dan menghadirkan cerita dengan cara yang lebih akrab dan mudah diapresiasi.
Adapun seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini meliputi Andre Tanama, Budi Adi Nugroho, Decki Leos Firmansah, Don Bosco Laskar, Ndikol, dan Rizal Ulum dari Indonesia, serta iGuyy, Jang Onanong, Kung Sholl, Noinah, dan Pamkiids dari Thailand. Turut hadir pula Pollyanna dari Filipina, Nicolas Lesaffre dari Prancis, dan Takeru Amano dari Jepang.

Setiap karya di “Untold Stories”, baik itu art toy maupun lukisan, menjadi bagian dari narasi yang lebih luas. Beberapa art toy membawa kisah pribadi yang dibalut unsur budaya populer, sementara lukisan-lukisan di pameran ini mengajak penonton untuk berpikir lebih dalam mengenai isu-isu sosial kontemporer. Melalui permainan bentuk, warna, dan detail visual, para seniman menghadirkan kembali kenangan masa kecil dan membangun ulang cerita-cerita yang sebelumnya hanya hidup dalam nostalgia dan imajinasi.
“Rosaline” dari Pamkiids misalnya, memperkenalkan karakter Bubby sebagai alter ego yang berani menjelajah dunia imajinasi tanpa batas. Nicolas Lesaffre berkolaborasi dengan Hug the K menghadirkan “Slam Hug” yang memvisualkan paradoks kegagalan dan penerimaan, mengajak kita memahami bahwa kegagalan sejatinya adalah pijakan untuk tumbuh. Kung Sholl menampilkan “The Identity” dengan sosok wajah bocah bersedih, mencerminkan rentetan pengalaman masa kecil yang menuntut kedewasaan emosional lebih cepat dari seharusnya.

Ndikol menyuguhkan “Broken Heart Ranger” yang mengajarkan ketangguhan pasca-patah hati, serta lukisan “Money” yang menyuarakan bahwa kekayaan sejati diukur dari rasa syukur . Sementara Pollyanna menghadirkan seri “Little Dreamer” dengan karakter ciptaannya, “Polly,” bunga hydrangea yang menjadi simbol ketenangan dan transformasi.
Selain karya-karya yang telah disebutkan, masih banyak lagi karya menarik yang dapat ditemukan di pameran ini, masing-masing dengan pendekatan visual dan cerita unik yang mencerminkan sudut pandang personal para senimannya. Dengan beragam medium dan pendekatan, “Untold Stories” menjadi ruang yang kaya akan inspirasi, terutama bagi para pencinta seni yang ingin melihat bagaimana kisah pribadi dan sosial bisa dituangkan melalui karya visual.

Jangan sampai terlewat untuk mengunjungi pameran ini, karena hanya berlangsung hingga 14 April 2025. “Untold Stories” dapat dikunjungi di Ranuza Art Hub, Level 2, Jalan Timor No. 10, Menteng, Jakarta Pusat. Galeri buka setiap hari Selasa hingga Minggu, pukul 12.00 hingga 19.00. Info lebih lanjut, kunjungi akun Instagram @meiro.collection.